Mohon tunggu...
Firdaus Tanjung
Firdaus Tanjung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Memberi dan mengayuh dalam lingkar rantai kata

"Apabila tidak bisa berbuat baik - Jangan pernah berbuat salah" || Love for All - Hatred for None || E-mail; firdaustanjung99@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

[Bagian 2] Catatan Perjalanan Relawan di Aceh

26 Desember 2021   15:30 Diperbarui: 29 Desember 2021   00:37 549
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr. atas penghormatan kepada Inspektur Upacara. Gbr. bawah penyematan rompi kepada relawan oleh Gub. Sumbar, H. Zainal Bakar SH. (Dok F. Tanjung)

Sempat terjadi diskusi. Mungkin sang Kapten belum tahu soal tujuan daerah yang akan kami tuju. Lalu oleh Kapten kapal melobi atasannya di Medan lewat telepon satelit. Setelah cukup lama berbincang-bincang, permintaan kami akhirnya diluluskan, yakni diturunkan ke Meulaboh.

Menurutnya lagi, Kota Meulaboh dan sekitarnya meskipun sudah ada yang berdatangan, tapi tetap masih kekurangan relawan dan logistic. 

Sang Kapten pun meminta, agar para relawan betul-betul menyalurkan logistic tepat sasaran.

"Jadi buat adik-adik mahasiswa, tolong betul-betul mengarahkan bantuannya tepat sasaran. Dan terpenting lagi tetap jaga kekompakkan dan berkoordinasi dengan aparat setempat serta instansi lainnya," begitu kira-kira pesan sang Kapten kapal yang masih penulis ingat.

Tidak lupa pula disampaikan, bahwa para relawan ini selama di kapal, adalah tanggung jawab kami (AL). Setelah itu saat mendarat, para relawan jadi tanggung jawab pihak aparat keamanan darat (TNI-AD).

Selama di kapal, kami diingatkan untuk selalu memperhatikan kebersihan dan ketertiban. Ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan selama di atas kapal. Misal, bersandar di tepi kapal yang sedang jalan, tidak boleh lari-lari, dan lain-lain.


Begitu juga saat mau dan sesudah mandi, handuk hendaknya diletakkan di atas lengan, bukan diselempangkan ke pundak /bahu. 

Dalam pikiran penulis, tidak sekedar disiplin saja, tapi kerapian dan estetika tetap harus dijaga.

Begitulah uraian singkat dari sang Kapten kapal kepada para relawan RKP. Kemudian ditambah juga oleh asistennya yang mana untuk memasak boleh menggunakan alat masak di kapal ini. Serta tidak lupa untuk membersihkan perkakas yang digunakan. Pendek kata, kebersihan, kerapian, dan ketertiban tetap selalu dijaga.

Terima kasih banyak Kapten, atas perhatian dan kerja samanya sehingga kami dapat bertugas di Meulaboh nanti. 

((Bersambung))

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun