Pengorganisasian Adalah Tanggung Jawab Bersama, Bukan Persaingan Antar Federasi
“Penguatan kerja-kerja pengorganisasian bukan hanya tugas satu federasi saja, tapi menjadi tanggung jawab bersama. Kita harus membangun budaya gotong royong antar federasi dan memastikan regenerasi terus berjalan dengan melibatkan kaum muda secara aktif,” demikian disampaikan Siswo Darsono, Wakil Sekretaris Jenderal FSP FARKES KSPI (Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi KSPI), dalam diskusi yang diselenggarakan di Kantor KSPI kemarin hari rabu, 14 Mei 2025.
Menurut Siswo, tantangan terbesar dalam kerja organising bukan hanya soal teknis lapangan, tetapi juga soal membangun kesadaran kolektif bahwa pertumbuhan anggota adalah urusan bersama. Ia menekankan pentingnya menghapus mentalitas sektoral dan membangun solidaritas lintas federasi.
“Kami di FARKES hanya mengorganisir calon anggota yang berasal dari sektor kami, yaitu farmasi, rumah sakit, dan sektor umum. Tapi semangat kolaboratif harus tetap dijaga. Kami tidak melihat federasi lain sebagai pesaing, melainkan sebagai mitra dalam memperkuat gerakan buruh secara keseluruhan,” tambahnya.
Sebagai federasi yang memiliki ribuan anggota yang tersebar di seluruh Indonesia, FSP FARKES R - KSPI saat ini membawahi 10 PUK yang aktif di beberapa wilayah:
- DKI Jakarta (6 PUK): RS Islam Jakarta Pondok Kopi, PT Actavis, PT Merck, PT Merck Chemical, PT Lenko, dan PT Bintang Toedjoeh
- Jawa Barat (2 PUK): PT Mega Lifesciencies dan RS Kartika Husada
- Jawa Timur (1 PUK): PUK PT Interbat
- Sumatra Selatan (1 PUK): PUK PT Roempoen
Dari keseluruhan PUK tersebut, 6 di antaranya telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Meskipun hingga saat ini belum ada tambahan PUK baru, FARKES terus berkomitmen untuk memperluas basis organisasinya.
Yang membanggakan, tidak ada kasus PHK yang menimpa anggota PUK FARKES saat ini. Namun, tantangan tetap ada—terutama terkait keterbatasan anggaran untuk kerja-kerja organising. Dana yang tersedia masih belum mencukupi untuk menjangkau lebih banyak wilayah dan calon anggota.
Diskusi yang digelar oleh KSPI ini dihadiri oleh perwakilan seluruh federasi afiliasi. Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa berkurangnya anggota akibat pensiun, PHK, atau perpindahan kerja adalah keniscayaan. Sebaliknya, menambah anggota membutuhkan strategi, konsistensi, dan kerja keras.
Seluruh federasi afiliasi KSPI menyatakan komitmennya untuk bahu-membahu dalam pengorganisasian. Tidak ada ruang untuk persaingan, yang ada justru semangat kolaborasi dan solidaritas. KSPI sebagai konfederasi pun menyatakan kesiapannya untuk menyediakan dukungan teknikal, pelatihan, materi kampanye, hingga pendampingan langsung bagi federasi dalam menjalankan kerja organising.