"Kami ingin teh kami dikenal orang, bukan hanya di pasar tradisional, tapi juga di online," kata salah satu anggota Ruhama sambil tersenyum malu. "Kalau bisa, sampai ke Jakarta, bahkan luar negeri..."
Di sisi lain, Wali Nagari Feliadi tak bisa menyembunyikan rasa bangganya. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi tulus atas keterlibatan kampus dalam mendampingi masyarakat. Terlebih lagi, saat ini Nagari Simpang Kapuak tengah dikembangkan sebagai Nagari Wisata, dengan Air Terjun Lubuk Bulan sebagai magnet utama.Â
"Kami menyambut baik kegiatan ini. Kolaborasi semacam ini bukan hanya penting, tapi sangat kami butuhkan. Semoga dengan pelatihan dan pendampingan ini, pendapatan masyarakat kami benar-benar bisa meningkat," ungkapnya penuh harap.
Meski acara berlangsung sederhana, tapi maknanya dalam. Sosialisasi ini bukan sekadar pembukaan program. Ia adalah titik awal dari perubahan. Dari dapur-dapur kecil di rumah para ibu, dari kebun-kebun gambir yang menguning di lereng bukit, dari semangat warga yang tak pernah padam, lahirlah harapan baru.Â
Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini bukan hanya agenda tahunan kementerian. Ia adalah jalan pulang ilmu pengetahuan kepada akarnya. Bahwa ilmu bukan untuk disimpan di ruang kuliah, tapi untuk ditanam, tumbuh, dan berbunga di tengah masyarakat yang membutuhkannya.Â
Dan hari itu, di Simpang Kapuak, benih-benih itu mulai ditanam. Dengan peluh, dengan doa, dan dengan keyakinan bahwa perubahan besar selalu dimulai dari langkah-langkah kecil yang tulus. [FsL]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI