Ia yang sakit, sedang mengetuk pintu
terbaring di ranjang dengan pilu air mata
Ia yang sakit, tiada henti meminta jalan pulang
menyuara langkah untuk kembali padamu
Aku tak tau, aku tak mampu
mengapa begitu sulit bagiku memahaminya
Berapa kali ku ketuk
pintu tiada pernah terkunci
Selebar itu kah jalan bagiku?
Wahai jiwa yang begitu dekat gapailah tanganku dan tunjukanlah ke jalannya yang paling rahasia
Karena aku satu dan kau dua dalam langkah
tiada lagi jarak saling menjauhkan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!