Mohon tunggu...
rudin
rudin Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tertarik pada seni dan sastra

sepertinya aku sudah tak ada waktu lagi.\r\ntapi untuk berubah aku belum terlambat.\r\nsemua terasa sangat menghimpit.\r\ndan harus bergerak bebas. (eksistensialisme)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Mabuk Kasihku

23 Mei 2020   22:46 Diperbarui: 23 Mei 2020   22:38 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kau mabuk kasihku
saat kau lihat aku tak berdaya
kau bercerita tentang segelas susu dan sepiring nasi
yang kan kau beri untukku saat aku lapar
saat kau juga lapar 

Kau mabuk kasihku
saat kau lihat aku tak berdaya
saat sakit menyayat kulitku
karena segelas susu dan sepiring nasi yang kau ambil dariku

Kau mabuk kasihku
mabuk dengan cerita-ceritamu
mabuk dengan mereka yang juga mabuk
dengan kemabukannya
bukan lagi dengan anggur dan bir atau ganja atau heroin bahkan lebih dari itu,
kau mabuk dengan kekuasaan mu atas diriku
atas ketidak berdayaanku
atas segala sakitku
ngomong mu ngawur
kau bilang aku yang tak mengerti
ku lihat kau sempoyongan
kau tuduh aku yang mabuk
ku sapa kau dijalan
kau tak lagi mengenal
aku minta tanggung jawabmu
kau bilang aku telah menuntut
kau pinang aku namun aku kau sia-siakan
kau bilang kita seperjuangan
namun kau biarkan aku sengsara
kau bilang dulu kita sepiring nasi berdua
namun kau biarkan aku kelaparan
kau tiada menjaminkan ku sekedar hak ku
kau mabuk hingga hidupku kau sia-siakan
tanpa segelas susu dan sepiring nasi
kau masih sanggup bilang sehidup semati

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun