Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Balada Orang-Orang Kecil

26 Oktober 2022   18:00 Diperbarui: 26 Oktober 2022   19:28 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi feodalisme di era modern. Sumber Gambar : Evia Nur Fadillah via bantennews.co.id

                                                               

Namanya Mendung. Panggil saja begitu. Kisah hidupnya semendung namanya. Sudah ditinggal suami, dipenjara pula. Beberapa waktu lalu, dia ketahuan mencuri perhiasan milik majikan tempatnya bekerja.

Sang majikan melaporkannya kepada pihak yang berwenang. Mendung ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Sebenarnya, dia terpaksa melakukan pencurian itu karena harus membayar utang judi suaminya.

Mendung pun diadili dan divonis tiga tahun penjara. Saat baru dipenjara, Mendung dalam kondisi mengandung. Ketika tiba saatnya menjalani proses persalianan,dia dibawa ke puskesmas oleh beberapa sipir wanita.

Selang beberapa hari, Mendung melahirkan bayi pertamanya. Saat menggendong bayinya, hati Mendung sakit bagai tersayat belati. . Dia tak sanggup memandang wajah mungil itu. Kasihan anaknya yang harus ber-ibu-kan narapidana dan akan menjalani masa batita-nya di penjara.

Mendung sudah tidak bisa mengeluarkan air mata lagi karena sudah  terkuras untuk menangisi hidupnya yang semendung awan. Akhirnya, Mendung hanya bisa menatap anaknya dengan pandangan berkaca-kaca.

Di tempat lain, Mentari , nama samaran, adalah seorang selebriti papan atas. Dia harus berhadapan dengan hukum setelah video mesumnya dengan seorang pria beredar luas. Mentari  dijerat dengan pasal UU ITE, tetapi tidak ditahan karena dia mempunyai anak perempuan berusia lima tahun.

Mendung dan Mentari sama-sama wanita, sama-sama terjerat hukum, namun  beda perlakuan. Mereka adalah  definisi hukum yang tumpul ke atas dan runcing ke bawah.

Meskipun sekedar ilustrasi, namun kisah Mendung dan Mentari nyata terjadi. Contohnya saja Ibu Putri Candrawathi, salah satu tersangka kasus pembunuhan Brigadir Joshua. Si Ibu sempat tidak ditahan meskipun sudah ditetapkan menjadi tersangka karena alasan kemanusiaan.

Memang pada akhirnya beliau ditahan tetapi sepertinya butuh waktu hingga beliau mengenakan seragam oranye. Hal yang paling miris dan terkesan tidak fair adalah ketika alasan kemanusian untuk Ibu PC tidak berlaku bagi orang-orang seperti Mendung yang bukan siapa-siapa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun