Kesejahteraan Rakyat Miskin Menjelang Hari Raya Idul Fitri
271 TriliuN... Bisa membenahi ruang teduh tak layaK
Menceritakan tentang perlawan anak bangsa yang ditindas di negerinya sendiri
Di panggung sandiwara Terpampang lakon saling bersaing Mencapai puncak kekuasaan dunia Bahkan dengan cara manipulatif dan tipu daya
Negeriku tercabik cabik oleh politik, duka demokrasi berserak di jalanan
Dengan sederet gelar yang disandang: Profesor, doktor, sarjana ini dan itu
Puisi syair politik pantun Demokrasi Melahirkan Tirani, Penguasa Dibalik Oligarki, ekploitasi terhadap Rakyat marak terjadi, Dominasi monopoli
Dari mimbar dan podium di rumah ibadah dan kantor Negara, menyejahterakan orang miskin sebatas retorika
sederhananya, sudah siap kah rakyat diberi mandat sebagai pemegang kedaulatan?
Pemilihan umum juga sebagai sarana evaluasi masyarakat terhadap penguasa, apabila dipandang baik maka akan dipilih kembali begitu juga sebaliknya
Mulut manis sang durjanaYang halalkan segala caraDemi sebuah kuasaHingga rela gadaikan jiwa
" Dan alangkah indah kehidupan tanpa merangkak-rangkak di hadapan orang lain" (Pramoedya Ananta Toer)
Mana teriakan lantangmu waktu itu. Sudah habiskan suaramu. Mana airmatamu yang dulu kau cucurkan untuk membela kami
Puisi ini mengungkapkan pandangan penyair tentang relasi pemimpin dan rakyat
Darimana sumber keuangan sekolah swasta?,tentunya dari SPP siswa
Episode 3 “ini lagu lama. saat bahan bakar naik tanpa aba-aba,sayuran dan kebutuhan pokok meroket hingga angkasa.”
Kumpulan puisi dari kacamata anak kecil. Episode 1 tentang Negeriku.
Efektifkah demo masak tanpa minyak goreng?
Kelangkaan minyak goreng yang tidak wajar dengan kondisi SDA pendukungnya membuat indikasi kapitalisme melekat sebagai dugaan alat pengacau publik
Kalau rakyat anti bicara politik, maka akan terus jadi objek politik.
