Mohon tunggu...
Fri Yanti
Fri Yanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis dan Pengajar

suka hujan, kopi, sejarah, dan buku

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jangan Lupakan Rasa Teh

27 September 2022   10:37 Diperbarui: 28 September 2022   08:14 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : Wikipedia.org

               

Dunia jagad maya sedang ribut soal teh. Seorang pengguna akun twitter mengeluhkan salah satu produk perusahaan minuman teh  yang kemanisan. "Manisnya seperti gula yang ditambahkan sebanyak 3 kg lalu dikocok dengan bahan-bahan kue," cuitnya.

Cuitannya si pengguna akun dibalas pihak perusahaan  dengan melayangkan somasi. Membaca twit yang dibicarakan sepanjang hari--termasuk komentar para netizen --membuat saya terinspirasi membuat tulisan tentang teh.

Tanaman hijau itu, dulunya, tumbuh subur di Propinsi Yunan, Tiongkok. Saat itu, orang-orang Tiongkok menggunakan daun teh sebagai bahan obat-obatan dengan cara mengunyahnya. Pahit tapi menyembuhkan.

Seorang Penulis Tiongkok bernama Lu Yu mulai memperkenalkan budaya minum teh melalui bukunya yang terkenal berjudul 'The Classic of Tea.' Buku tersebut memuat tentang cara-cara menanam teh, mengolah, hingga membuat minuman teh. Sejak saat itu, teh mulai diolah dan dijadikan bahan untuk minuman dengan cara diseduh dan kadang-kadang dicampur dengan ramuan lain.

Tanaman teh kemudian menyebar ke luar Tiongkok. Di Jepang, misalnya, bibit teh dibawa ke sana oleh seorang pendeta Buddha yang yakin bahwa teh bisa meningkatkan konsentrasinya dalam bermeditasi. Teh kemudian menyebar dengan cepat di kalangan istana, bangsawan hingga masyarakat biasa.

Teh kemudian dijadikan sebagi sebuah tradisi dalam menjamu tamu. Tidak hanya tradisi saja, melainkan sebuah seni. Di Jepang, ada  upacara minum teh yang bernama  Sad. Acara itu digelar di sebuah ruangan khusus yang ditata apik.

 Lukisan dinding, bunga, hingga mangkuk keramik harus sesuai dengan kebutuhan Si Tamu. Sang Penyaji teh harus tahu tentang kimono yang dikenakan pada saat menjamu tamu, tipe-tipe teh yang digunakan, ikebana, hingga pengetahuan tradisional lainnya.

Di Inggris ada Afternoon Tea yaitu tradisi minum teh di sore hari  yang diperkenalkan oleh Raja Charles II. Tradisi ini semula hanya dilakukan oleh para bangsawan para konglomerat. Mereka kumpul-kumpul, menikmati teh sambil memakan  beberapa kue  kering.

Di Indonesia, teh pertama sekali masuk pada 1684 melalui seorang berkebangsaan Jerman bernama Andreas Cleyer. Dia membawa bibit teh-nya dari Jepang. Semula tanaman teh dijadikan  sebagai tanaman hias, tetapi lama-kelamaan dijadikan sebagai salah satu komoditas Cuulturesteelsel (Tanam Paksa).karena berpontensi laku keras  di pasaran Eropa.

Dulu, orang-orang Indonesia menyajikan teh dalam bentuk tubruk. Teh-entah itu daun, tangkai, ataupun pucuk- dimasukkan ke dalam sebuah teko atau gelas lalu diseduh dengan air panas, lalu diaduk tanpa proses penyaringan.  Daun-daun teh akan mekar dan air berubah warna menjadi kecokelatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun