Mohon tunggu...
Fritz Tarigan
Fritz Tarigan Mohon Tunggu... Penulis - Siswa SMA Kolese Kanisius

Membuka mata terhadap dunia yang tenggelam: Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Senjata Ekonomi Indonesia: UKM Adalah Kunci!

16 Oktober 2022   17:03 Diperbarui: 17 Oktober 2022   19:54 571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Peluru yang Hilang

UKM (Usaha Kecil dan Menengah), suatu model bisnis yang kian menjauh dari telinga masyarakat. Mengapa hal itu bisa terjadi? Lagipula, model bisnis seperti ini berasal dari masyarakat. Jawabannya adalah pandemi. Pandemi mengubah sistem pelayanan jual-beli yang awalnya direct sale menjadi online sale. Sistem yang baru ini menjadi pukulan keras bagi para pelaku UKM yang tidak siap akan perubahan yang begitu cepat.  Sampai sekarang, banyak dari mereka sulit untuk bangkit kembali dari penjara pandemi, contohnya adalah usaha konveksi pakaian di Cimahi dan parti tarangan di Kabupaten Boyolali. Ketatnya persaingan dengan model bisnis kekinian berbasis e-commerce, membuat para pelaku UKM pun semakin putus asa untuk melanjutkan bisnis mereka. Sungguh disayangkan, potensi terbesar Indonesia justru ditelan oleh kemajuan zaman.  

Metode analisis BMC dan SWOT adalah strategi yang perlu diambil untuk membangkitkan kembali UKM di Indonesia setelah lama tertidur selama pandemi. Analisis BMC (Business Model Canvas) terdiri dari sembilan kolom penjabaran terhadap aspek-aspek model bisnis, baik kelebihan maupun kekurangannya. Aspek-aspek tersebut kemudian akan dianalisis lebih lagi sehingga dapat merumuskan SWOT  (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Keempat rumusan tersebut akan membantu pelaku usaha dalam menentukan strateginya dalam berbisnis. Dengan menguasai SWOT, maka pelaku usaha dapat menentukan jenis konsumen yang ditargetkan, yang dimana ini penting dalam menjalankan bisnis. Tidak hanya itu, mengetahui kelemahan dan kelebihan dari bisnis yang dijalankan menjadi sangat penting dalam menentukan fokus dan target penjualan. 

Basis Menurut Para Ahli 

Secara garis besar, konsep utama yang berperan dalam menjalankan suatu bisnis di masa modern adalah mengenai direct sale, online sale, analisis BMC (Business Model Canvas), dan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats). Menurut Fandy Tjiptono, seorang dosen bisnis di Monash University Malaysia, mengatakan bahwa, 

"Direct selling (Pemasaran langsung) adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan/atau transaksi yang dapat diukur pada suatu lokasi. Adapun indikator dari direct selling yaitu, kreatifitas, akses informasi dan target pemasaran"

Berkebalikan dengan sistem direct sale, menurut Sari, dalam jurnal yang dituliskannya pada tahun 2015, 

Online sale adalah suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet, atau layanan jual-beli secara online tanpa harus bertatap muka dengan penjual atau pihak pembeli secara langsung.

Di sisi lain, menurut Maurya, dalam laman yang dituliskannya, disebutkan bahwa BMC berisi komponen dasar dari jalannya suatu bisnis yang disebarkan dalam satu bidang "kanvas". Hal itu dilakukan sehingga visualisasi persebaran aspek-aspek yang berkorelasi dengan suatu bisnis dapat mudah dianalisis dan dipahami. Perlu juga disadari bahwa dalam menjalankan bisnis, pemilik usaha tidak bisa menjalankan bisnisnya apabila tidak ada visi misi yang mencangkup rencana dan strategi penjualan. Dengan itu, visi misi yang ditentukan haruslah objektif dan merupakan target yang bisa dicapai dalam waktu yang ditentukan. Lalu, apa yang menjadi dasar dalam menentukan visi misi? Hal tersebut berkelanjutan dengan konsep berikutnya: SWOT. SWOT, yang dimana disebutkan oleh Will Kenton, merupakan suatu metode mengidentifikasi dan menganalisis kekuatan & kelemahan internal serta  peluang & ancaman eksternal. Analisis tersebut dapat membentuk operasi yang sedang dilakukan sekarang atau masa depan dan membantu mengembangkan tujuan strategis dari bisnis yang bersangkutan. 


Konsep-konsep yang disebutkan merupakan sebagian kecil dari banyaknya parameter yang perlu diamati. Menjalankan bisnis merupakan proses yang kompleks, yang dimana banyak aspek dan variabel yang perlu diperhatikan terus-menerus. Kembali kepada kasus UKM di Indonesia, dapat dikatakan bahwa salah satu aspek terpenting dalam menjalankan bisnis adalah kondisi eksternal atau kondisi pasar. Hal inilah yang dimana para pelaku UKM sulit untuk menyesuaikan diri: keterbatasan informasi adalah batu sandungan bagi mereka. Dunia perdagangan penuh dengan kompetisi sana-sini, yang dimana segala aspek akan terhitung. Tentu, kita sebagai konsumen akan selalu mencari alternatif yang lebih simpel dan efisien. Akan tetapi, bagi para pelaku usaha, inilah yang menjadi alasan mereka saling sikut-menyikut mencoba mendapatkan dominansi konsumen. 

Siapa yang Kuat, Dia yang Menang 

Persaingan Dunis Bisnis. (KajianPustaka.com)
Persaingan Dunis Bisnis. (KajianPustaka.com)

Peristiwa yang dialami oleh para pelaku UKM dapat dianalogikan dengan "seleksi alam". Seleksi alam, dalam definisinya, merupakan perbedaan kemampuan antara makhluk hidup untuk bertahan dan berkembang pada lingkungannya. Menurut teori Darwin, individu yang paling mampu beradaptasi dengan lingkungannya cenderung lebih mampu untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Keterbatasan suplai sumber daya menjadi salah satu faktor yang mengarah pada persaingan untuk bertahan hidup. Kemampuan tersebut dapat dilihat dari analisis fenotipe/genetik, kebugaran, dan variasi/warisan. Jika suatu spesies memiliki keunggulan pada ketiga hal tersebut, maka dapat dipastikan spesies tersebutlah yang akan bertahan dan menjadi dominan pada lingkungannya. 

Mengait "seleksi alam'' dengan peristiwa pada UKM di Indonesia, "keterbatasan sumber daya" dapat disamakan dengan masa pandemi dan PPKM yang diberlakukan. Hal tersebut dikarenakan perpindahan marketplace (dari direct sale menjadi online sale) merupakan  penyaring terbesar terhadap bisnis yang akan berlanjut. Sama halnya dengan evolusi, suatu adaptasi diperlukan oleh model bisnis terkait sehingga dapat tetap berkembang dan mendapatkan dominansi konsumen. Akan tetapi, sisi gelapnya, apabila model bisnis terkait tersebut tidak bisa beradaptasi, maka ada potensi bahwa model bisnis tersebut akan mati tenggelam oleh lingkungan sekitarnya. 

Pada teori yang sama, organisme yang dapat bertahan dan beradaptasi merupakan organisme yang "kuat" dan unggul.  Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan dunia bisnis; model bisnis yang berlanjut adalah model yang memiliki "kekuatan" dalam bentuk dominansi pasar dan industri. Dengan itu, bagaimana dengan UKM Indonesia? Mereka belum beradaptasi apalagi memiliki "kekuatan" tersebut. Analisis BMC dan SWOT merupakan langkah awal yang perlu diambil sebelum memulai adaptasi total sehingga para pelaku UKM dapat mengetahui aspek-aspek yang perlu dikembangkan dalam penjualan mereka. Apabila mereka dapat melewati tantangan ini, maka bisnis UKM dapat meraih target yang belum pernah dicapai sebelumnya. 

Potensi dan Mimpi: UKM sebagai Singa yang Tertidur

Potensi UKM di Indonesia yang Mencapai Pasar di Singapura. (MNEWS.co.id)
Potensi UKM di Indonesia yang Mencapai Pasar di Singapura. (MNEWS.co.id)

Bisnis UKM merupakan bibit dan sarana pembangunan nasional yang akan membawa negeri ini kepada kemajuan ekonomi dan moral. Mirisnya, pada tahun 2017, kontribusi UKM dalam rantai nilai global baru mencapai 4,1% (Grehenson, 2017). Di sisi lain, pada konteks yang sama, kontribusi perusahaan unicorn terhadap ekspor global senilai 76% (Kemenperin, 2018).  Akan tetapi, apabila analisis BMC dan SWOT diberlakukan secara merata dan intensif di seluruh Indonesia, maka 20 tahun mendatang perekonomian Indonesia akan mencapai target yang belum pernah dicapai sebelumnya.  Dapat dibayangkan, jumlah pelaku UKM sebanyak 19,5 juta, dibandingkan dengan jumlah perusahaan unicorn (indomaret, gojek, tokopedia, dsb) sebanyak 787.  Dengan itu, apabila keseluruhan UKM dapat dikembangkan secara merata, maka nilai kontribusi UKM terhadap ekspor internasional dapat menyaingi bahkan melampaui perusahaan-perusahaan unicorn tersebut.

Selain perekonomian, perluasan pasar UKM juga dapat meningkatkan kualitas penduduk dan identitas Indonesia. Dengan meningkatkan kontribusinya terhadap ekonomi internasional, maka produk yang ditawarkan oleh UKM Indonesia (yang notabene kental dengan kebudayaan setempat) akan diakui oleh bangsa-bangsa. Apabila hal tersebut terjadi, maka penduduk Indonesia, khususnya generasi milenial, akan semakin bangga dan terus mengembangkan budayanya. Tidak hanya itu, identitas negara sebagai negara keberagaman akan semakin kokoh sehingga Indonesia tidak mudah terpengaruhi oleh arus globalisasi. 

Solusi dan Misi 

Ilustrasi Kolaborasi Berbagai Pihak. (TopBrandAward.com)
Ilustrasi Kolaborasi Berbagai Pihak. (TopBrandAward.com)

Sampai saat ini, seluruh potensi diatas masih sebatas mimpi; suatu harapan yang ada di ujung pedang. Akan tetapi, dengan adanya dukungan dan peran pemerintah, mimpi tersebut dapat dicapai melalui proses yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Pembentukan gugus/satuan UKM

Sebagaimana sudah disebutkan, UKM merupakan salah satu potensi terbesar Indonesia. Agar pengembangan UKM dapat merata & intensif di seluruh Indonesia, maka dibutuhkan suatu ke gugus yang berfokus pada hal tersebut. Gugus/satuan UKM ini memiliki tugas utama untuk membantu para pelaku UKM sehingga mereka dapat mencapai pasar internasional. Bagaimana caranya? Melalui analisis BMC dan SWOT, data yang telah dikumpulkan dapat diproses untuk mengisi parameter-parameter yang telah ditentukan pada analisis tersebut.  

Kemudian, siapa sajakah yang akan mengambil bagian dari gugus/satuan ini? Mengingat bidang yang akan ditekuni adalah spesifik, yaitu pengembangan bisnis.  Konsultan bisnis menjadi peran yang sangat penting dikarenakan merekalah yang menentukan apakah hasil analisis BMC dan SWOT objektif. Tidak hanya itu, dibutuhkan juga otak dan cara berpikir generasi milenial yang memiliki kesadaran akan dunia digital dan industri 4.0.  Kontribusi delegasi pelaku UKM (yang mewakilkan wilayah atau bidang tertentu) tidak kalah penting dalam berjalannya gugus/satuan ini. Hal tersebut dikarenakan merekalah yang mengetahui secara dalam kondisi dan permasalahan dari pelaku  UKM yang diwakilkannya.  

2. Tindak lanjut hasil BMC dan SWOT

Konklusi yang didapat dari analisis BMC dan SWOT digunakan untuk pengembangan dari UKM. Pengembangan tersebut dapat dibagi menjadi tiga inti utama, yakni penanaman modal, merger usaha dan perluasan pasar.  

Kendala utama yang sering dijumpai pada UKM di Indonesia adalah kurangnya modal. Dengan itu, investasi atau penanaman modal sangat penting untuk menjaga keberlangsungan dari UKM terkait. Investasi tersebut dapat dilakukan oleh pemerintah maupun dari pihak eksternal. Peran dari gugus/satuan UKM adalah "menjual" dan memaparkan kepada investor segala potensi tersembunyi yang dimiliki UKM terkait. Apabila modal tersebut didapatkan, maka laju perkembangan UKM dapat dipercepat.

Selain penanaman modal, gugus/satuan tersebut juga dapat melakukan merger usaha. Merger usaha dilakukan dengan menggabungkan dua atau lebih UKM yang memiliki produk dan kondisi ekonomi yang sama (Laras, 2020) sehingga membentuk satu UKM yang mewariskan ciri khas UKM penyusunnya.  Tujuan utama dari tahap ini adalah agar antar UKM dapat menggabungkan sumber daya dan variasi produknya, yang dimana akan meningkatkan daya jual UKM gabungan tersebut. Tahap/metode ini dapat dilakukan terhadap UKM-UKM yang mengalami kendala ekonomi yang sejenis. 

Untuk memperluas pasar, gugus UKM juga dapat membantu para pelaku UKM dalam memperluas cangkupan konsumen. Hal tersebut dapat dilakukan dengan integrasi industri 4.0, yaitu dengan pengubahan metode penjualan direct-selling menjadi online-selling. Tidak hanya itu, perluasan pasar juga dapat dilakukan dengan memperbanyak variasi produk yang ditawarkan, yang dimana produk tersebut dapat berupa "tambahan"/aksesoris maupun pengembangan dari produk sebelumnya. 

3. Integrasi perusahaan lintas bidang

Agar UKM dapat berkontribusi dengan ekonomi internasional secara intens dan stabil, maka UKM tersebut dapat menjalin partnership atau kemitraan dengan perusahaan luar negeri maupun dalam negeri. Pola kemitraan yang terbentuk dapat berupa joint venture, bagi hasil, outsourching, dsb. Dengan kemitraan ini, kedua perusahaan dapat mendapatkan keuntungan dari selling point perusahaan terkait. 

Benang Merah

Oleh karena itu, UKM sebenarnya adalah potensi tersembunyi yang dimiliki oleh Indonesia. Akan tetapi, pandemi yang menyerang selama dua tahun ini telah memukul banyak pelaku UKM lokal. Akibatnya, banyak dari mereka pun mengalami kesulitan untuk bangkit kembali.  Analisis BMC dan SWOT dapat menjadi solusi awal dalam memperbaiki kerusakan yang telah diakibatkan. Di lain sisi, pengimplementasian metode analisis tersebut terhadap seluruh UKM di Indonesia secara merata membutuhkan pihak eksternal. Peran pemerintah menjadi sangat penting dalam pengembangan bisnis Indonesia, khususnya UKM. Dengan itu, pembentukan gugus/satuan yang berfokus dalam menuntun model bisnis ini sampai ke pasar internasional menjadi solusi yang bisa diambil.

Seluruh peristiwa yang kita alami tidak bisa dilihat dari satu kacamata saja, kita tidak tau apabila peristiwa ini adalah "blessing in disguise". Memang, dampak yang diberikan oleh pandemi sungguh kuat dan dirasakan oleh banyak orang. Akan tetapi, kita, sebagai penduduk Indonesia, tidak bisa menyerah begitu saja. Pukulan-pukulan ini seharusnya bukan membuat kita semakin lemah, melainkan semakin kuat. Ketika kita menerima beban yang begitu besar, kita tidak bisa diam dan menerimanya, walau kadang terlihat seperti tidak ada jalan keluar. Apapun itu, kita harus tetap mengambil tindakan agar bertahan dan menjadi lebih lagi.  Seperti kata pepatah dari film Hacksaw Ridge, "A sitting duck, a dead one".

Sumber: 

Idris, Muhammad. 2021. Apa Itu Merger Perusahaan: Definisi, Manfaat, jenis, dan Contohnya. Diakses pada 15 Oktober 2022. https://money.kompas.com/read/2021/10/09/074259726/apa-itu-merger-perusahaan-definisi-manfaat-jenis-dan-contohnya?page=all.

Kenton, Will. 2022. SWOT Analysis: How To With Table and Example. Diakses 15 Oktober 2022. SWOT Analysis: How To With Table and Example (investopedia.com) 

Kementrian Perindustrian. 2022. Masih Dominan, Kontribusi Ekspor Industri Lampaui 76 Persen Kuartal I-2022. Dikases 15 Oktober 2022. https://www.kemenperin.go.id/artikel/23283/Masih-Dominan,-Kontribusi-Ekspor-Industri-Lampaui-76-Persen-Kuartal-I-2022

Laras, Arlina. 2022. Kamus Entrepreneur: Perbedaan Merger dan Akuisisi Bisnis. Diakses pada 15 Oktober 2022. https://entrepreneur.bisnis.com/read/20220713/52/1554606/kamus-entrepreneur-perbedaan-merger-dan-akuisisi-bisnis.

Maurya, A. 2010. Why Lean Canvas vs Business Model Canvas? Practice Trumps Theory. Diakses 15 Okrober 2022.  http://practicetrumpstheory.com/2012/02/why-lean- canvas/

Nurlinda. & Sinuraya, Junus. 2020. Potensi UMKM Dalam Menyangga Perekonomian Kerakyatan di Masa Pandemi Covid-19: Sebuah Kajian Literatur. Prosiding Seminar Akademik Tahunan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan 2020. ISBN: 978-602-53460-5-7 

Sari, Chacha Andira. 2015. Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan Mahasiswi Antropologi Di Universitas Airlangga. https://repository.unair.ac.id/15944/

Tjiptono, Fandy., dan Gregorius Chandra. 2017. Pemasaran Strategik: Mengupas Pemasaran Strategik, Branding Strategy, Customer Satisfaction, Strategi Kompetitif hingga e-Marketing. Yogyakarta: Andi. 

Universitas Gajah Mada. 2021. Kontribusi Ekspor UMKM Masih Rendah. Diakses pada 15 Oktober 2022. https://ugm.ac.id/id/berita/21940-kontribusi-ekspor-umkm-masih-rendah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun