Mohon tunggu...
Gadget

Sudahkah Indonesia Siap Menghadapi Revolusi Industri 4.0?

14 Mei 2019   08:44 Diperbarui: 14 Mei 2019   13:17 7586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perwujudan revolusi industri 4.0 akan berlangsung secara bertahap dan akan terwujud melalui kemajuan teknologi. Dalam proses perwujudan inilah akan timbul peluang-peluang dan tantangan konkret bagi suatu organisasi maupun suatu negara demi mencapai sistem industri yang diinginkan yang memberikan keuntungan dan kemudahan sebesar-besarnya. Pemenuhan sistem industri 4.0 berakar pada sumber daya manusia yang terampil, cakap, dan fasih dalam pengoperasian teknologi dan berdaun pada sistem teknologi yang berkesinambungan satu sama lain. Dalam pemenuhannya inilah yang menjadi tantangan aktual bangsa Indonesia untuk mengembangkan negara, sekaligus menjadi peluang bagi Indonesia untuk berkancah di mata dunia. Menurut survei McKinsey (Maret 2017) terhadap 300 pemimpin terkemuka di Asia Tenggara, menunjukkan sebanyak 9 dari 10 responden
percaya pada efektivitas revolusi industri 4.0. Namun, ketika ditanya apakah mereka siap untuk perubahan tersebut, hanya 48 persen yang merasa siap. Ini membuktikkan bahwa tidak diragukan revolusi industri 4.0 akan menjadi peluang setiap orang dan organisasi untuk mengembangkan produktivitas mereka. Bagi negara maju, sistem industri 4.0 akan meningkatkan kembali daya saing infrastruktur mereka. Sedangkan bagi negara berkembang, seperti Indonesia, revolusi industri 4.0 dapat membantu menyederhanakan rantai suplai produksi, yang mana sangat dibutuhkan untuk menyiasati biaya tenaga kerja yang semakin meningkat. Namun begitu, ini membuktikan bahwa bukan sepenuhnya tantangan melainkan juga peluang yang begitu besar khususnya bagi negara berkembang seperti Indonesia untuk mewujudkan negara Indonesia maju di hari-hari ke depan.

Peluang akan terbuka luas dengan berkembangnya revolusi industri di suatu negara. Dengan komunikasi yang semakin pendek alurnya dan teknologi informasi yang memotong batasan waktu dan tempat, menyebabkan semua orang dapat terkoneksi di dalam sebuah jejaring sosial. Informasi yang besar inilah yang memunculkan peluang-peluang tak terbatas dalam pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi selanjutnya, dan perekonomian. Kemajuan teknologi pada sistem industri 4.0 memungkinkan terjadinya otomatisasi menyeluruh di berbagai bidang. Teknologi pendekatan baru yang menggunakan dunia fisik, digital, dan biologi secara fundamental akan mengubah pola hidup dan interaksi manusia (Tjandrawinata, 2016).

Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Era yang telah berubah menyebabkan revolusi industri 4.0 datang walaupun tidak diinginkan. Hal yang harus dilakukan adalah melakukan persiapan untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Jika tidak dilakukan adaptasi, maka yang terjadi adalah manusia yang tidak siap akan digeser oleh manusia lain yang siap akan perubahan ini. Bagaimanakah dengan Indonesia?

Menurut A.T. Kearney (2016), Indonesia merupakan negara dengan tingkat drivers of production berada pada ranking 59 serta structure of production berada di ranking 38. Elemen-elemen yang termasuk ke dalam drivers of production di antaranya adalah permintaan lingkungan, teknologi dan inovasi, kerangka kerja institusi, pasar global dan investasi, serta sumber daya manusia. Sedangkan elemen yang termasuk ke dalam structure of production adalah saham manufaktur dalam ekonomi serta keberagaman dan kecanggihan produksi. Hal ini membuat Indonesia termasuk ke dalam negara yang terbilang baru dan berpotensi tinggi untuk mengaplikasikan industri 4.0. Lalu, apa saja langkah yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia terkait persiapan menuju revolusi industri keempat ini?

Kementerian Perindustrian telah merancang roadmap yang memfokuskan implementasi terhadap industri makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronik, dan kimia. Selain itu, empat langkah strategis yang diambil oleh kemenperin (Satya, 2018), yaitu:

  1. mendorong agar angkatan kerja di Indonesia terus meningkatkan kemampuan dan keterampilannya, terutama dalam menggunakan teknologi internet of things;
  2. pemanfaatan teknologi digital untuk memacu produktivitas dan daya saing bagi industri kecil menengah (IKM) agar mampu menembus pasar ekspor melalui program E-smart IKM;
  3. pemanfaatan teknologi digital yang lebih optimal dalam perindustrian nasional seperti big data, autonomous robots, cybersecurity,
    cloud
    , dan augmented reality;
  4. mendorong inovasi teknologi melalui pengembangan start-up dengan memfasilitasi inkubasi bisnis


Pemerintah telah mempersiapkan revolusi industri 4.0 di Indonesia dengan cukup baik, namun apakah implementasi sesuai dengan rencana yang telah ditargetkan? Jika dilihat pada langkah strategis pemerintah yang pertama, langkah tersebut merupakan langkah yang sangat baik apabila pemerintah bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan berbasis IT yang sudah terlebih dahulu memanfaatkan IoT, terutama start-up dari Indonesia. Hal yang dapat dilakukan pemerintah adalah dengan menyambungkan start-up tersebut dengan perguruan tinggi atau SMK sehingga dapat membantu perkembangan IoT di perusahaan tersebut sekaligus memberi ruang bagi pelajar agar dapat belajar lebih. Setelah ditelusuri kembali, ternyata hal ini telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi misalnya oleh STEI ITB yang bekerja sama dengan Indosat untuk membuat laboratorium berbasis IoT di STEI ITB. Langkah ini tentu baik dan akan dapat lebih baik lagi jika dapat diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan lain.

Terkait langkah kedua pemerintah yaitu dengan meluncurkan E-smart IKM yang menurut kemenperin telah menjangkau IKM di 22 provinsi. Selain itu, kemenperin juga telah bekerja sama dengan berbagai e-commerce di Indonesia diantaranya Bukalapak, Tokopedia, Shopee, BliBli, Blanja.com, Ralali, dan Gojek Indonesia. Menurut Kemenperin, penggunaan teknologi oleh IKM dapat meningkatkan inovasi hingga 17 kali. Bantuan dari Kemenperin ini juga sudah dimanfaatkan oleh 4.000 IKM di seluruh Indonesia. Tentu saja hal positif ini sangat baik dan dampak yang dirasakan juga besar mengingat total transaksi online IKM mencapai 600 juta rupiah. Tentu hal positif ini dapat berdampak pada berbagai hal positif lain seperti adanya peningkatan taraf hidup masyarakat karena tenaga kerja yang terserap, juga peningkatan pendapatan negara karena semakin besarnya pajak yang dibayarkan oleh pelaku IKM. Hal ini membuktikan bahwa revolusi industri 4.0 tidak menakutkan, bahkan menjadi sesuatu yang sangat seharusnya disyukuri. Harapannya, E-smart IKM dapat menjangkau lebih banyak lagi pelaku IKM terutama di luar 22 provinsi yang telah terjangkau sebelumnya. Pemerintah dapat memanfaatkan database khususnya dari market place yang telah melakukan kerjasama dengan Kemenperin untuk menjangkau lebih banyak pelaku IKM.

Fokus Utama Usaha Menghadapi Revolusi Industri 4.0

Berdasarkan pemaparan mengenai usaha-usaha Indonesia dalam mempersiapkan revolusi industri 4.0, berikut ini merupakan fokus utama yang harus diperhatikan oleh Indonesia, yaitu:

  1. Meningkatkan investasi pendidikan jangka panjang dengan harapan dapat memacu pertumbuhan keahlian sumber daya manusia Indonesia.
  2. Memperjelas regulasi beserta batas-batasan tentang penerapan teknologi pada lini industri sehingga dapat menjadi teknologi yang tepat guna dan bukan menjadi teknologi yang berdampak negatif pada masyarakat khususnya kalangan buruh.
  3. Mempersiapkan industri dalam negeri, khususnya BUMN, untuk dapat memasuki masa transisi revolusi industri 4.0 agar tidak kalah saing dengan perusahaan multinasional lainnya baik dalam segi produksi,quality maupun marketing (pemasaran).
  4. Membuka atau memfasilitasi jalur kerja sama dan kolaborasi dengan negara - negara yang memiliki keahlian dalam bidang terkait dengan tujuan dihasilkan keahlian-keahlian baru yang sebelumnya tidak dimiliki oleh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun