Mohon tunggu...
Deidra Marsya Maharanie
Deidra Marsya Maharanie Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo aku suka berkomunikasi dengan orang baru!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Self Development in Digital Era

9 Januari 2024   22:26 Diperbarui: 10 Januari 2024   06:56 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dengan perkembangan media sosial di era digital sekarang, butuh kepekaan yang tinggi dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Era digital telah mempengaruhi gaya hidup dan pola pikir manusia. Fenomena ini merupakan konsekuensi perubahan pola komunikasi, dari cara cara kanal media sosial kekinian. Pemangaatan teknologi terutama media sosial juga berperan penting mengoptimalkan perkembangan diri (Self Deveplopment) dalam meningkatkan kepercayaan diri, kesadaran diri dan pengembangan diri melalui trend sosial media. Kini banyak prospek peluang melalui berbagai macam konten, mulai dari edukasi, mental health, makanan, travel, dsb.

Disisi lain juga terdapat kontra produktif, apabila ruang publik disesaki oleh informasi yang kerap ramai melalui media sosial seperti, hoax atau informasi palsu dan informasi keliru yang memiliki daya rusak karna penyebaranmya sangat cepat tanpa batas dan mampu membangkitkan emosi yang sangat kuat. memahami konsep diri menjadi prioritas utama dalam membentuk pengembangan diri. Pengembangan diri tidak hanya bertumpu pada kecerdasan saja, pengembangan terbentuk dari tiga potensi yang harus dimiliki yaitu pendidikan, membangun hubungan (jaringan) baik antar individu maupun kelompok dan pengalaman.

1.Pendidikan adalah sebuah proses pengangkatan harkat dan martabat manusia dari posisi yang rendah kepada posisi yang selayaknya, Adanya pendidikan bagi manusia maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan memotivasi diri untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.

2.Membangun hubungan, yang dimaksud dalam pembahasan ini merupakan membina kerja sama dengan orang lain baik secara individu maupun secara berkelompok. pengembangan diri melalui pembentukan hubungan sangat dituntut memiliki sifat rendah diri dan ramah, dalam membentuk hubungan akan terbentuk kepribadian sifat saling menghargai.

3.Pengalaman, pengembangan dia sangat dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman dalam kehidupan, baik pengalaman pada diri sendiri maupun pengalaman pada orang lain. dengan adanya belajar dari pengalaman akan menumbukan sikap bertanggung jawab (Mukallaf).

Penyesuaian diri dengan teknologi di Digital Era pada posisi sebagai konsumen yaitu mengganti dalam melakukan, cepat, seperti manfaat internet, manfaat handphone, televisi dan lain sebagainya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun pengembangan diri yang pertama yaitu Self Awareness karena pengembangan diri yang baik tumbuh dari dalam diri sendiri, perlu adanya pengetahuan mengenai diri sendiri serta kemampuan yang dapat dilakukan oleh diri sendiri. Kedua adalah Consistency yang sangat penting untuk dilakukan agar pengembangan diri tersebut dapat menempel dipikiran orang lain. Consistency ini dapat dilakukan secara offline maupun online. Bahwa di era digital ini pwngwnmabangan diri  dapat dibangun secara online. Contoh platform pertama yang dapat digunakan untuk pengembangan diri (personal branding) adalah Linkedln dan pastinya Instagram.
 
Natasya Aurel, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengatakan "Di era digital ini, self-development menjadi lebih dapat diakses melalui beragam sumber online. Adanya platform pembelajaran, podcast inspiratif, dan aplikasi meditasi, individu memiliki kesempatan untuk mengasah keterampilan, mendapatkan pengetahuan baru, dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Meskipun demikian, penting bagi kita untuk menyadari dampaknya terhadap keseimbangan hidup dan interaksi sosial. Seiring dengan mengoptimalkan teknologi, keberhasilan self-development tetap terletak pada kemampuan kita untuk menjaga keseimbangan dan merangkul perkembangan diri dengan bijak di tengah dinamika digital yang terus berkembang."  

Ada pula dampak negatif yang perlu diperhatikan. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di media sosial dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mental. Beberapa pengaruh negatif termasuk:

*Tergoda untuk menghabiskan waktu berjam-jam di media sosial daripada mengerjakan tugas-tugas akademis (prokrastinas).

*Perbandingan sosial dan eksposur terhadap konten yang negatif dapat berkontribusi pada stres dan kecemasan (kesejahteraan mental).

*Terlalu sering menggunakan ponsel atau perangkat digital sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur, yang penting untuk kesehatan dan kinerja akademis (gangguan tidur).

Maka dari itu ada beberapa tips tentang cara mengelola penggunaan media sosial dengan bijak:

*Tetapkan waktu khusus untuk menggunakan media sosial dan pertahankan batasan ini.

*Matikan notifikasi yang tidak perlu, sehingga Anda tidak tergoda untuk membuka aplikasi setiap kali ada pemberitahuan.

*Pertimbangkan konten yang Anda konsumsi di media sosial. Pilihlah untuk mengikuti akun yang memberikan nilai tambah dan menginspirasi (evaluasi)

*Jaga privasi Anda dengan tidak membagikan informasi pribadi yang sensitif di media sosial.

Pengembangan diri memainkan peran kunci dalam membentuk personal branding yang menarik. Dengan menginvestasikan waktu untuk mengembangkan keterampilan, belajar secara terus-menerus, dan mempertajam kelebihan diri, seseorang dapat menciptakan identitas yang unik dan relevan dengan audiens mereka. Ini melibatkan kesadaran diri, keterampilan beradaptasi, dan komitmen untuk terus berkembang, yang semuanya berkontribusi secara signifikan dalam membangun personal branding yang kuat.

Personal branding di media sosial menjadi semakin penting dalam era digital. Platform-platform seperti Instagram, LinkedIn, dan Twitter memberikan ruang bagi individu untuk membangun citra diri mereka secara strategis. Melalui konten yang konsisten, relevan, dan autentik, seseorang dapat memperkuat identitasnya dan menarik perhatian audiens yang sesuai. Keberhasilan personal branding di media sosial tidak hanya mengandalkan jumlah pengikut, tetapi juga pada interaksi positif, reputasi online yang baik, dan kemampuan untuk menyampaikan pesan dengan jelas.
Namun, personal branding di media sosial juga membawa tanggung jawab besar. Kesadaran akan dampak potensial dari setiap postingan dan interaksi sangat penting. Penggunaan platform ini dengan bijak dapat menghasilkan peluang karir dan koneksi yang berharga, sementara kurangnya kesadaran dapat berdampak negatif pada reputasi dan citra diri secara keseluruhan. Oleh karena itu, kesadaran diri dan strategi yang matang dalam membangun personal branding di media sosial menjadi kunci untuk mencapai hasil yang positif.

Penulis:
Deidra Marsya Maharanie (11210511000126), mahasiswi semester 5 Program Studi Jurnalistik, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun