Mohon tunggu...
Frid gato Ma
Frid gato Ma Mohon Tunggu... Nelayan - KEA

ULTRAMEN _ VOLUNTARISME

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Saudaraku di Papua

14 Oktober 2019   18:03 Diperbarui: 14 Oktober 2019   18:26 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin ludah yang kau sebut hinaan itu, masih hangat di pipihmu

menyelinap di permukaan kulit yang gelap dan kusam.

Mungkin ujar dan caci yang menghantam tepat di hatimu

masih membekas pada ingat dan nurani yang tak lekas buram.

Belum tuntas semua usaha.

Kalian masih sibuk memungut puing-puing semangat yang berceceran

meniti di tiap lorong-lorong opini para penguasa

sambari berdengung syair indah dan bersua 'aku papua'

Tahukah kalian,

kami tak ingin kisah kita tuntas menghilang.

Saat kita berlari bersama di pelataran rumah menjemput ayah dari hutan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun