Hari itu Lintang harus kerja lembur. Lintang bekerja di pabrik obat di bagian produksi, beberapa hari ini dia harus lembur, ada banyak pesanan obat dari rekanan perusahaan. Malam itu dia sudah menunggu di depan pos Satpam pabrik menunggu Pak Ratmin bapaknya menjemput. Sambil menunggu kedatangan bapaknya Lintang berbincang dengan Satpam yang bertugas jaga malam itu.
Sejak berusia tiga tahun, Lintang sudah ditinggal ibunya yang meninggal karena sakit. Tidak ada sanak saudara yang bisa dititipi Lintang karena kondisi ekonomi merekapun juga sama dengan Pak Ratmin. Lagipula bapaknya tidak mau merepotkan orang lain.
Pak Ratmin bekerja sebagai sopir truk di sebuahi perusahaan ekspedisi yang hampir setiap hari harus bepergian ke luar kota, antar propinsi bahkan antar pulau. Karena tidak ada yang menjaga Lintang, Pak Ratmin mengajak anaknya ikut mengantar barang. Jika lelah mereka akan mampir di pangkalan truk atau rest area untuk beristirahat. Para sopir truk yang beristirahat di sana sudah terbiasa dengan keberadaan Lintang di sana.Â
Beberapa temannya yang bersimpati dengan mereka sering berkata pada Pak Ratmin.
"Kenapa kamu tidak menitipkan Lintang pada sanak saudaramu yang lain? Atau mungkin kamu bisa menikah lagi supaya anakmu ada yang mengurus."
Namun Pak Ratmin hanya menggeleng setiap kali ditanya seperti itu.
"Tidak, aku tidak ingin merepotkan saudara. Aku juga tidak ingin menikah lagi. Aku tidak mau Lintang punya ibu tiri. Bagaimana jika nanti dia mendapatkan ibu tiri yang tidak baik? Aku tidak mau anakku disiksa ibu tirinya seperti yang banyak diberitakan."
Menginjak umur 7 tahun, Lintang harus bersekolah. Pak Ratmin sudah tidak bisa lagi mengajak Lintang ke luar kota sehingga Pak Ratmin alih profesi sebagai ojek online. Walaupun kondisi ekonomi mereka sulit, namun Pak Ratmin ingin anaknya memiliki pendidikan yang lebih baik daripada dirinya. Lulus SMK jurusan Farmasi, bapaknya meminta anaknya untuk kuliah.
"Nduk, kamu sudah lulus SMK, setelah ini kamu kuliah ya,"kata Pak Ratmin.
Lintang menggeleng, dia tak ingin merepotkan bapaknya walaupun dia ingin sekali bisa melanjutlan pendidikannya di Akademi Farmasi di kotanya. Apalagi dia adalah salah satu siswa berprestasi di sekolahnya.Â
"Nggak Pak, kuliah biayanya mahal. Lulus SMK aku mau kerja saja."