Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Narasi dan Makna di Balik Perahu dan Pukat Tarik

7 September 2021   08:01 Diperbarui: 7 September 2021   09:30 560
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya menyaksikan betapa kuatnya kerja sama antar juragan, para nelayan dan para penarik pukat. Kerja sama ini dimulai dari mendorong perahu ke dalam laut sampai pencucian pukat pasca panen ikan.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Dimulai dari memasukan perahu; ada yang mendorong, ada yang menyiapkan bantal pada bagian bawah perahu, hingga perahu masuk dalam laut.

Begitu masuk dalam laut; ada yang mendayung, ada yang memantau lokasi ikan bermain, dan ada yang membuang pukat ke dalam laut.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Setelah pukat berhasil lingkar hingga kembali keluar ke darat, penarikan pukat pun dimulai. Saat dimulainya penarikan pukat; ada yang memberi komando dari saku pukat, ada yang menarik dari bagian darat.

Penarikan pukat dimulai. Orang mulai berdatangan untuk membantu menarik pukat, membawa serta ember atau sahara, agar kelak dapat mengambil bagian yang menjadi hak.

Dok. Pribadi
Dok. Pribadi

Pukat ditarik sampai ke darat. Ikan yang kandas di bagian tangan atau sayap kiri-kanan pukat, menjadi haknya mereka yang menarik pukat. Sedangkan ikan yang tertampung pada saku pukat, otomatis menjadi milik juragan, pemilik perahu dan pukat.

Pasca pukat berisi ikan sampai di bibir pantai, pembagian ikan pun masih berlangsung. Kegembiraan nampak sekali saat menyaksikan mereka berebutan ikan.  Lelucon pun ada di sana. Tawar menawar ikan antar pembeli dan pemilik, memanas. Persen ikan, pasca beli pun ada di sana. Pokoknya, banyak hal ada di sana. Setelah semuanya selesai, kerja sama masih berlangsung sampai pencucian pukat dan kembali menaikkan perahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun