Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Memintal Poin-Poin "Negatif" Di Balik Harapan dan Peringatan Menjelang Pelantikan

20 Oktober 2019   00:20 Diperbarui: 20 Oktober 2019   00:27 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam konteks seperti itu, dapat dianalisis apakah himbauan dan berbagai peringatan menjelang momen pelantikan, hanya sebatas untuk mengembalikan perhatian publik ataukah memang setulusnya demi keamanan.

Yang ketiga : Strategi Menempatkan Jasa Di Depan

Dari berbagai harapan dan peringatan, saya mencoba agak berpikir "negatif", jangan-jangan pihak-pihak tertentu sementara memanfaatkan momen sebelum pelantikan ini untuk memainkan sebuah strategi menempatkan jasa di depan. Maksudnya ialah jangan sampai ada pihak yang kelak ramai-ramai mengklaim lalu "menuntut" jasa karena telah terlibat sebelumnya turut berpartisipasi menjaga keharmonisan berjalan hingga terselesaikannya pelantikan.

Yang keempat : Strategi Ikut Arus

Parahnya lagi, kalau himbauan, peringatan dan harapan yang gencarnya dilakukan itu, digerakkan oleh suatu semangat ikut arus.

Prinsipnya ialah suatu sikap dan perbuatan yang dilakukan karena ikut arus, akan mudah gugur, kalau kelak, dari apa yang dihimbau itu ternyata timbul persoalan yang membutuhkan keterlibatan yang serius.

Dalam arti di atas, strategi ikut arus bukanlah strategi yang tepat untuk momen menjelang pelantikan.

Tentu dibalik empat poin di atas, sebagai Warga Negara Indonesia, saya sangat mengharapkan keamanan dan keharmonisan, menjelang, sementara dan pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.

Siapapun dia, demi kepatuhan terhadap keamanan dan ketertiban, menghargai momen pelantikan pemimpin apalagi levelnya ialah kursi RI I dan II adalah harga mati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun