Dalam konteks seperti itu, dapat dianalisis apakah himbauan dan berbagai peringatan menjelang momen pelantikan, hanya sebatas untuk mengembalikan perhatian publik ataukah memang setulusnya demi keamanan.
Yang ketiga : Strategi Menempatkan Jasa Di Depan
Dari berbagai harapan dan peringatan, saya mencoba agak berpikir "negatif", jangan-jangan pihak-pihak tertentu sementara memanfaatkan momen sebelum pelantikan ini untuk memainkan sebuah strategi menempatkan jasa di depan. Maksudnya ialah jangan sampai ada pihak yang kelak ramai-ramai mengklaim lalu "menuntut" jasa karena telah terlibat sebelumnya turut berpartisipasi menjaga keharmonisan berjalan hingga terselesaikannya pelantikan.
Yang keempat : Strategi Ikut Arus
Parahnya lagi, kalau himbauan, peringatan dan harapan yang gencarnya dilakukan itu, digerakkan oleh suatu semangat ikut arus.
Prinsipnya ialah suatu sikap dan perbuatan yang dilakukan karena ikut arus, akan mudah gugur, kalau kelak, dari apa yang dihimbau itu ternyata timbul persoalan yang membutuhkan keterlibatan yang serius.
Dalam arti di atas, strategi ikut arus bukanlah strategi yang tepat untuk momen menjelang pelantikan.
Tentu dibalik empat poin di atas, sebagai Warga Negara Indonesia, saya sangat mengharapkan keamanan dan keharmonisan, menjelang, sementara dan pasca pelantikan Presiden dan Wakil Presiden periode 2019-2024.
Siapapun dia, demi kepatuhan terhadap keamanan dan ketertiban, menghargai momen pelantikan pemimpin apalagi levelnya ialah kursi RI I dan II adalah harga mati.