Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peduli Migran Perantau, Keuskupan Atambua Selenggarakan Rekoleksi Umum

10 September 2019   18:11 Diperbarui: 12 September 2019   14:45 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para Agen Pastoral Keuskupan Atambua dalam  momen rekoleksi umum diarahkan untuk mendalami  persoalan tentang Peduli Migran dan Perantau.

Tema yang diangkat dalam Rekoleksi Umum ini sedianya merupakan tindak lanjut secara diosesan, khususnya Keuskupan Atambua, berdasarkan hasil Pertemuan Pastoral (Perpas) Regio Nusra tahun 2019, bulan Juli lalu, di bawah tema Gereja Nusra Peduli Migran dan Perantau.

Rekoleksi umum dimulai dari tanggal 9-10 September 2019, bertempat di Aula Utama Provinsi SVD Timor.
Dalam rangka rekoleksi umum ini, diselenggarakan juga pemaparan materi dan diskusi (10/09/19).

tampak dari kiri ; Rm. Djanu Mau Kura, Pr, Rm. Sel Nesi, Pr (Ekonom Keuskupan Atambua), Dr. Norbert Jegalus, MA dan Rm. Lusius Tae Mau, Pr., S.Ag., B.Sc., MA
tampak dari kiri ; Rm. Djanu Mau Kura, Pr, Rm. Sel Nesi, Pr (Ekonom Keuskupan Atambua), Dr. Norbert Jegalus, MA dan Rm. Lusius Tae Mau, Pr., S.Ag., B.Sc., MA
 

Adapun tim pemateri yang turut berandil dalam momen rekoleksi umum para Agen Pastoral Keuskupan Atambua, yakni Dr. Norbert Jegalus, MA dari sudut pandang Filsafat dan Teologi dan Rm. Lusius Tae Mau, Pr, S.Ag., B.Sc., MA dari sudut pandang antropologis sosial budaya.

Dr. Norbert Jegalus menandaskan bahwa Gereja dalam semangat Konsili Vatikan II, sejak 53 tahun lalu sudah mengubah pola prioritas Pastoral yakni dari cura animarum menuju cura hominum.

"Gereja tidak hanya berurusan dengan iman umat melainkan juga mengurus manusia dan martabatnya seutuhnya," pungkas Dosen Senior Fakultas Filsafat itu.

Dari sudut pandang antropologis sosio budaya, Rm. Lucius Tae Mau, Pr, selaku Sekretaris Komisi Keadilan dan Perdamaian Migran Perantau, mengemukakan begitu banyaknya faktor pemicu tendensi eksodus para migran. Salah satu faktor adalah posisi sebagai daerah tengah dan daerah batas.

"Posisi sebagai daerah tengah dan daerah batas, secara topografis dan demografis, turut berpengaruh terhadap tendensi para migran," pungkasnya.

Pasca materi dan tanya jawab berlangsung (pagi hingga siang hari), tepat pukul 18.00 WITA, sore hari (10/09/19) dilanjutkan dengan diskusi para agen pastoral perdekenat. Adapun keempat dekenat dalam Keuskupan Atambua yakni Dekenat Malaka, Dekenat Belu Utara, Dekenat Kefa dan Mena.

Kepada para agen pastoral, disodorkan persoalan dan pertanyaan untuk dibahas, dan kemudian disimpulkan solusi untuk ditindaklanjuti.

Hadir dalam momen rekoleksi ini, Uskup Keuskupan Atambua yakni Mgr. Dr. Dominikus Saku, Pr.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun