Mohon tunggu...
Yudel Neno
Yudel Neno Mohon Tunggu... Penulis - Penenun Huruf

Anggota Komunitas Penulis Kompasiana Kupang NTT (Kampung NTT)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Solidaritas: Dasar Membangun Keharmonisan oleh Fr. J. Ximenes

23 Maret 2018   18:37 Diperbarui: 23 Maret 2018   19:05 1621
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fr. J. Ximenes adalah Calon Imam Keuskupan Agung Kupang

Kupang-Kompasiana.Com, 23/03/18-Pendahuluan

Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial yang sangat membutuhkan orang lain di sekitarnya. Hidup di antara yang lain ini menunjuk pada suatu komunitas bersama. Dalam hidup komunitas terdapat anggota-anggota dengan latar belakang budaya yang berbeda pula. Asal daerah yang berbeda pun selalu mewarnai suatu komunitas. Walaupun demikian, yang namanya komunitas, tuntutan sosial dan visioner adalah bersatu untuk menggapai suatu tujuan yakni hidup baik dan hidup teratur. Untuk menyatukan kemajemukan ini, semangat solidaritas perlu digalakkan antar anggota komunitas demi tercapainya kehidupan yang harmonis. 

Kenyataan di zaman now ini, di mana meningkatnya sikap individualistis turut berpengaruh pada menurunya sikap saling menghormati. Kata yang lazim diucapkan ialah, "kamu siapanya saya", itu urusan saya, urus saja diri sendiri". Kata-kata seperti ini banyak kali kita dengar dalam hidup komunitas. Rasa-rasanya perasaan saling menghargai kian memudar dari waktu ke waktu. 

Argumentasi-argumentasi yang dibangun pun seringkali dirationalisasi sedemikian rupa sehingga kebenaran terkesan relatif sifatnya. Ada pula kecenderungan untuk menyamakan begitu saja setiap anggota komunitas sehingga penghargaan kakak-adik ataupun adik-kakak hampir saja punah. Ketika kakak menegur adik yang salah, maka argument yang muncul untuk membela diri ialah "Kita sama-sama Frater, karena itu urus diri sendiri saja, atau kamu juga pernah terlambat buat apa tegur saya. Fenomen ini menunjuk pada suatu keadaan dimana solidaritas dengan sengaja diperlemah dengan rationalisasi defensif yang seringkali sulit dibendung.

Menyikapi keadaan seperti ini, melalui tulisan ini, penulis ingin mengetuk pintu hati para frater untuk kembali menginternalisasikan semangat solidarias dalam hidup komunitas demi terciptanya suasana harmonis, penuh persaudaraan dan penuh kerukunan. Oleh karena itu, setiap calon imam atas keterpanggilan yang sama, perlu mendaratkan rasa solidaritas sebagai kekuatan untuk membina dan mempererat kelangsungan relasi serentak menghayati persatuan sebagai kekuatan untuk menapaki jalan hidup sebagai calon imam dan menjadi imam kelak.

Solidaritas artinya sifat (perasaan) solider; sifat satu rasa (senasib dsb); perasaan setia kawan: --- antara sesama anggota. Jadi, pengertian solidaritas sendiri merupakan suatu sifat yang dimiliki manusia secara solider atau suatu perasaan setia kawan terhadap orang lain maupun kelompok. 

Rasa setia kawan yang dimiliki oleh seseorang terhadap orang lain maupun kelompok dapat membuat seseorang rela berkorban demi orang lain maupun kelompok tanpa adanya rasa paksaan dari siapapun. Solidaritas dapat diartikan sebagai rasa kebersamaan, rasa kesatuan kepentingan, rasa simpati sebagai satu anggota dari kelas yang sama atau bisa diartikan perasaan atau ungkapan dalam sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama.

Faktor-Faktor Yang Dapat Membangun Solidaritas

Solidaritas antara calon imam sudah harus diterapkan semenjak dini. Pentingnya solidaritas dapat memperkaya relasi, budaya dan persatuan, serta dalam medan pelayanan pastoral sebagai imam di tengah umat.  Maka solidaritas harus diusahakan dan dihayati sejak dini. Cara membangun solidaritas dari yang paling sederhana adalah  saling menghormati satu sama lain, mengucapkan salam atau saling sapa bila bertemu di jalan, dan tidak memilih-milih teman. Hal-hal sederhana  ini kecil tampak mata namun besar nilai solidaritasnya. Solidaritas sebagai rasa setia kawan merupakan suatu kesadaran yang timbul dari dalam hati kita.  

Faktor-faktor yang mendukung adanya solidaritas dari dalam diri hendaknya ditumbuh-kembangkan menjadi suatu kebiasaan yang positif. Solidaritas tidak hanya sebatas teori, melainkan berdimensi praksis. Dalam arti ini, solidaritas berarti mencintai segala perbedaan sebagai kekayaan dalam hidup komunitas. Adapun faktor-faktor yang mau diuraikan terkait dengan solidaritas dalam hidup komunitas calon imam sebagai berikut : 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun