Hama uret menjadi salah satu ancaman serius bagi pertanian di Desa Pranggang, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri. Menyikapi hal tersebut, dosen dan mahasiswa PSDKU Universitas Brawijaya (UB) Kediri bersama penyuluh pertanian, Kelompok Wanita Tani (KWT), dan petani setempat menggelar demo plot aplikasi agens hayati pada tebu pada Senin (28/7/2025). Dalam kegiatan tersebut, tim memperkenalkan Metarhizium sp., entomopatogen yang terbukti mampu mengendalikan hama uret Lepidiota stigma dan merupakan pengendalian yang ramah lingkungan. Demo plot dilakukan oleh tim UB untuk mengawali pengelolaan uret sejak dini.
Dosen UB Kediri, Frelyta, menjelaskan bahwa Metarhizium sp. telah diaplikasikan di beberapa lahan komoditas pertanian seperti nanas dan tebu. Cara ini lebih efektif diaplikasikan pada saat larva masih merupakan instar awal. “Saat telur menetas menjadi larva, posisi uret masih berada di dekat permukaan tanah yang membuat Metarhizium bisa menginfeksi dengan cepat,” ujarnya. Untuk uret dewasa, pengendalian menggunakan lampu perangkap di sore hingga malam hari disertai pemasangan jaring dinilai lebih efektif.
Ketua Gapoktan Desa Pranggang, Slamet, menambahkan bahwa penggunaan jaring sebenarnya sudah pernah dilakukan dan cukup efektif. Hanya saja kegiatan tersebut belum dilanjutkan secara rutin. Ia berharap adanya kolaborasi antara petani, pemerintah desa, dan akademisi seperti ini bisa terus berjalan demi menjaga keberhasilan panen. Apalagi saat ini tanaman tebu dan nanas mendominasi lahan pertanian desa dan sangat bergantung pada upaya pengendalian hama yang berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi langkah antisipasi menghadapi potensi peningkatan serangan hama uret saat musim hujan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI