Mohon tunggu...
Fredy Wansyah
Fredy Wansyah Mohon Tunggu... wiraswasta -

pekerja media massa, peminat budaya massa, dan peminat sastra.

Selanjutnya

Tutup

Money

Keberhasilan Anak Keberhasilan Orangtua

31 Oktober 2015   23:30 Diperbarui: 1 November 2015   17:41 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="foto: axa-mandiri.co.id"][/caption]Ada pandangan umum yang berkembang di masyarakat bahwa kewibawaan orangtua terletak pada anak. Ada pula pandangan serupa, nama baik orangtua terletak pada perilaku anak. Maka dapat disimpulkan bahwa keberhasilan anak merupakan keberhasilan orangtuanya. Begitulah pandangan atas anak dari orangtuanya.

Wajar saja pandangan demikian. Bila dipahami secara psikologis, faktor terbesar perkembangan seseorang merupakan hasil didikan orangtuanya di kala balita. Eric Fromm menyatakan hal itu terjadi melalui adanya id dan ego, sebelum akhirnya semakin kompleks dengan adanya superego.
Di fase superego, pendidikan sangat berperan, selain agama dan etika sosial. Pengetahun dalam pendidikan mengarahkan pikiran seseorang untuk memahami persoalan secara bijak dan benar. Ia akan tahu mana langkah kebijaksanaan pada saat menemui persoalan. Ia akan paham pilihan yang benar saat menghadapi dilema kehidupan.

Pendidikan menuntun pada kebenaran. Nilai objektivitas menjadi acuannya. Nilai tersebut kemudian menuntun seseorang untuk berpikir sistematis. Pada akhirnya, berpikir sistematis akan membawa langkah seseorang mencapai kebijaksaan secara psikologis dan mencapai keberhasilan secara visi.
Pendidikan sangat penting. Dengan pendidikan, seseorang akan meminimalisasi tindakan-tindakan buruk. Wajar bila memahami "harga" pendidikan mahal. Kini tarif pendidikan melambung tinggi. Mulai dari Sekolah Dasar hingga tingkat universitas, biaya pendidikan membutuhkan penyisihan paling tidak 1/4 gaji minimal (berdasarkan standar UMR) setiap bulan. Bila gaji Rp2 juta, maka perlu menyisihkan Rp500 ribu untuk biaya pendidikan di tingkat universitas. Begitu pula, tak jauh berbeda, dengan biaya pendidikan di tingkat SD, SMP, dan SMA.

Pilihan bijak atas peliknya biaya pendidikan anak ialah asuransi pendidikan. Setidaknya ada tiga hal mengapa asuransi pendidikan itu merupakan langkah bijak dan tepat. Pertama, dinamika ekonomi nasional dan global. Tak ada yang mampu memprdiksikan secara tepat gejolak ekonomi di tingkat nasional dan global. Gejolak ini akan berdampak terhadap nilai atau biaya pendidikan. Faktanya, gejolak ekonomi 1998 dan 2009 menyebabkan angka biaya pendidikan naik sekitar 5 persen.

Kedua, kebutuhan hidup rumah tangga. Hal ini masih terkait dengan hal pertama. Biaya kebutuhan hidup rumah tangga tentu terkait kondisi ekonomi nasional. Angka inflasi dan deflasi, misalnya, menentukan besaran harga kebutuhan pokok. Selain itu, kecenderungan kebutuhan hidup rumah tangga selalu meningkat. Bila peningkatan biaya ini sangat besar, tentu alokasi biaya pendidikan anak akan terancam terganggu.

Ketiga, ketidakpastian usia. Siapa yang dapat menentukan usia kematian seseorang? Siapa yang dapat menentukan usia kesehatan seseorang? Manusia hanya dapat mengupayakan untuk tetap hidup hingga usia senja. Manusia hanya dapat berusaha agar hidup sehat. Namun, tidak ada yang dapat memastikan waktu kematian dan memastikan waktu kesehatan.

Lantas, bagaimana memilah perusahaan asuransi? Inilah pertanyaan umum yang sering dilontarkan masyarakat saat hendak memutuskan perusahaan asuransi. Kehati-hatian memilih lantaran, memilih perusahaan asuransi secara tepat menjadi keberhasilan orangtua dalam pengelolaan masa depan anak.
Satu yang utama indikator perusahaan asuransi terbaik ialah pertumbuhan, relasi, dan pengalaman. Ketiga aspek tersebut ada pada perusahaan asuransi bernama AXA Mandiri. Berdasarkan catatan keuangannya pada 2014, seperti dilansir dari Bisnis.com, AXA Mandiri merupakan perusahaan asuransi yang kokoh. Bayangkan, selama tahun 2014, AXA Mandiri mencatat peningkatan nilai ekuitas 12,5%, dari Rp1,9 triliun menjadi Rp2,1 triliun. Pertumbuhannya juga tampak berdasarkan nilai asetnya. Selama tahun itu pula aset naik sebesar 39,8% dari tahun 2013. Hal itu tak lain karena kerjasama perusahaan dengan bank terbesar yang dikendalikan negeri ini, Bank Mandiri.

"Peningkatan kinerja keuangan AXA Mandiri sepanjang 2014 telah menunjukkan pertumbuhan yang positif dan signifikan berkat kerjasama yang solid antara dua pemegang saham yaitu Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dengan jaringan yang luas di seluruh Indonesia dan AXA yang secara global berpengalaman dalam mengelola asuransi jiwa," kata Chief Financial Officer AXA Mandiri Franz Lathuillerie.

Di akhir paparan tulisan ini, mempertimbangkan pilihan asuransi pendidikan anak pada AXA Mandiri adalah langkah yang tepat agar anak berhasil dalam pendidikannya. Seperti pernyataan di awal, keberhasilan anak merupakan keberhasilan orangtua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun