Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Melihat Tradisi "Hel Keta" dari Sudut Sosio-Kultural Etnis Timor Barat (Part 2)

10 Februari 2022   11:37 Diperbarui: 10 Februari 2022   12:40 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hel Keta Etnis Timor Barat. Foto oleh GardaIndonesia

Saya dan kamu adalah bagian dari produk kebudayaan nusantara. Kita tidak bisa melawan takdir hidup tersebut. Karena melalui budaya, kita pun menamakan diri sebagai makhluk berbudaya.

Melalui budaya ada peradaban. Lalu, diteruskan oleh setiap generasi, dan pada akhirnya membentuk suatu cerita lisan maupun tertulis yang kita namakan sebagai sejarah.

Sejarah peradaban manusia di planet bumi ini tidak pernah dipisahkan dari mana sosio-kulturalnya. Dalam konteks ini, saya lahir dan dibesarkan dari etnis Dawan.

Baca Juga: Hel Keta sebagai Simbol Persatuan Atoin Pah Meto (Suku Timor) dalam Pandangan Ernst Cassirer

Dawan adalah penduduk terbanyak di pulau Timor, mulai dari kota Kupang, Soe (Timor Tengah Selatan), Kefamenanu, (Timor Tengah Utara), sebagian Belu, Atambua, dan Timor Leste, khususnya Distrik Oekusi hingga kota Dili sendiri.


Salah satu simbol yang mempersatukan masyarakat Dawan adalah U'ab Meto (Bahasa Dawan) yang di dalamnya pun ada tradisi Hel Keta.

Hel Keta adalah acara adat suku Dawan sebelum malam penyerahan belis dari pihak lelaki kepada perempuan.

Biasanya Hel Keta ini diadakan di salah satu sungai atau pun perbatasan kampung dari pihak lelaki dan perempuan.

Mengapa Hel Keta harus diadakan di perbatasan kampung atau pun sungai?

Fatumnasi, TTS.Berbagifun
Fatumnasi, TTS.Berbagifun

Karena dari berbagai literasi lisan yang penulis dapatkan dari setiap kegiatan Hel Keta ataupun story telling dari dari kakek dan nenek itu mengisahkan bagaimana pada zaman dulu, tanah Timor itu masih dikuasai oleh raja-raja.

Setiap raja memiliki pengikutnya yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Maka, perang pun tak bisa dielakkan dari kehidupan sosio-kultural masyarakat Dawan.

Semua tercerai berai akibat dari peperangan panjang di pulau Timor antar kepala suku hanya untuk memuaskan ego dan memperluas wilayah kekuasaannya.

Memang benar adanya seperti yang dikatakan dalam istilah latin yakni " Jika kita mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah untuk berperang."

Akana tetapi, waktu itu pemimpin kepala suku atau Raja yang berperang itu tidak memikirkan dampak yang akan ditimbulkan di masa yang akan datang.

Mereka hanya memikirkan apa yang terjadi pada saat itu (Past Continous tense). Seiring dengan berjalannya waktu, terjadilah kisah cinta atau pernikahan silang antar Raja maupun anggota sukunya.

Lalu, untuk mendamaikan perselisihan tersebut pada masa lampau, jalan yang tepat dan efektif adalah melalui Hel Keta.

Karena dalam Hel Keta itulah ada perdamaian. Hel Keta telah mencairkan kembali suasana persaudaraan yang sudah lama tercerai berai antar suku Timor sendiri.

Alasan lain memilih perbatasan kampung dan sungai adalah karena di zaman dulu, untuk mematai-matai musuh, tentunya personil dari suku tertentu pasti merencanakan sesuatu di perbatasan kampung sebelum menyerang suku yang lain.

Begitu pun melalui sungai, ada berbagai taktik yang dilakukan oleh pasukan perang. Untuk itu, perbatasan kampung dan sungai adalah makna simbolik untuk kembali merajut tali persaudaraan (sosio-kultural) yang sempat hilang, lenyap, musnah, dan tak tersisa.

Ini kita kembali pada hukum sebab akibat (kausalitas) dalam filafat Kosmologi yang mengatakan bahwa lingkaran kebaikan atau pun kejahatan itu di mulai dari satu titik, pada akhirnya akan kembali pada titik (spiral) tersebut.

Terakhir; Poin penting dari tradisi "Hel Keta" dari sudut sosio-kultural adalah sebagai berikut;

1. Tradisi Hel Keta membawa dialog antar tetua adat

2. Adanya kesepakatan antar orang tua dan keluarga besar dari pihak laki dan perempuan

3. Hel Keta juga adalah bagian dari musyawarah

5. Hel Keta membawa perdamaian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun