Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Membaca, Berproses, Menulis, dan Berbagi || Portal Pribadi: www.tafenpah.com www.pahtimor.com www.hitztafenpah.com www.sporttafenpah.com ||| Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Boleh Beradaptasi, Bukan Berarti Budaya Setempat Ikut Dilupakan!

30 Maret 2021   07:36 Diperbarui: 30 Maret 2021   11:23 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penulis pernah hidup berdampingan dari budaya nusantara, mulai dari sabang sampai merauke. Foto dari Fredysuni.blogspot.com.

Etika dan moral ini sudah ada sejak zaman nenek moyang penulis di kampung Haumeni. Orang Haumeni tidak pernah kuliah bidang studi Etika dan Moral, tapi mereka tahu mana yang baik dan mendapatkan prioritas pertama dalam kehidupan bermasyarakat.

Bahkan hingga kini, budaya "Neo ho mupoen muhun," masih ada dan dijalankan oleh setiap orang yang berada di kampung halaman penulis.

Akan tetapi, seiring dengan pola pikir mahasiswa/I yang mencari ilmu di tanah rantau, tradisi,budaya atau kebiasaan ini terjadi penyempitan, penyusutan, pengikisan maknanya.

Semakin banyak atribut, label atau gelar yang berada di belakang nama mereka, tradisi atau kearifan lokal masyarakat Haumeni ikut dipres, dikikis dan bahkan direduksi entah ke mana. Mereka berpikir, seolah-olah mereka terlempar begitu saja, saat dilahirkan.

Di awal pembukaan tulisan penulis atau istilah Jurnalistik atau ilmu Komunikasi "Lead." Lead atau teras berita yang berisi 2-3 kalimat dalam setiap tulisan yang memberikan gambaran umum. "Ke mana kaki melangkah, di situlah ada adaptasi. Tapi, bukan berarti budaya setempat ikut dilupakan."

Setinggi apapun ilmu yang kita miliki, tapi jangan sekali-kali menghianati budaya di mana kita berasal. Apalagi sekembalinya dari tanah rantau, sok-sokan untuk melupakan kearifan atau kebiasaan setempat. Karena ini berkaitan dengan jati diri.

Sebab ketika kita dilahirkan, kita tidak begitu saja terlempar dari perut bumi. Melainkan kita dilahirkan dari rahim seorang wanita tangguh yang memiliki adat, kebiasaan atau cara hidupnya.

Kita tidak dilarang untuk belajar budaya lain. Apalagi senofobia atau anti budaya lain. Melainkan kita ikut beradaptasi. Tapi, bukan berarti budaya setempat juga kita melupakannya.

Salam literasi dari generasi penjaga batas negeri RI -- Timor Leste.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun