Mohon tunggu...
Frederikus Suni
Frederikus Suni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Content Creator Tafenpah

Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Siber Asia || Instagram: @suni_fredy || Youtube : Tafenpah Group

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Terapi Rasa Minder bersama Jurnal Harian

23 Oktober 2020   00:04 Diperbarui: 23 Oktober 2020   00:39 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Detak Jantungku seakan berhenti, ketika aku berada di dasar samudera. Aku menerima hujan skeptis/ragu dari setiap orang yang berada di sekitarku. Lebih sakitnya, aku menerima hujan hinaan dari orang-orang yang aku anggap, mereka bisa menolongku untuk keluar dari zona degradasi.

Tak apalah, aku berlarian sendirian untuk menciptakan masa depanku. Karena" cara terbaik untuk memperkirakan/memprediksi masa depan adalah menciptakannya" (Abraham Lincoln).

Aku berusaha untuk menautkan impian bersama gelombang semesta, tapi aku selalu dipenjara oleh prasangka. Aku membawa prasangka dalam bingkai aksara. Namun, aku selalu terantuk pada rahim semesta.

Jauh di pedalaman pulau Timor aku berontak kepada pelangi. Lagi-lagi durasi waktu membatasiku. Karena setiap durasi selalu ada kisah. Aku akan mengisahkan masa kecilku yang penuh kesulitan. Kesulitan-kesulitan aku memiliki korelasi dengan pergaulan bersama orang lain. Tapi, aku mampu bertahan dan melalui kisah pahit itu dengan bangga.

Aku bangga dengan masa kecilku yang serba kesulitan dan keras. Sekeras negeri karang pulau Timor. Karena dari kesulitan aku belajar apa arti perjuangan.

Aku berjuang selama hampir puluhan tahun untuk membahagiakan diriku. Karena aku benci dan dendam dengan keluarga, terutama aku minder dengan diriku sendiri. Pejamkan mata anda dan rasakan bila keinginan anda sewaktu kecil tak dikabulkan oleh orang tua!

Apa yang anda rasakan? Bila anda senang, maka tersenyumlah. Tapi, bila anda sedih menangislah. Karena menangis adalah bagian empati anda akan apa yang aku dan sebagian orang yang kehilangan segalanya sewaktu kecil. Jujur masa kecilku, tak seindah masa kecil anda.

Aku membenci diriku. Kebencian adalah virus pembunuhan karakterku. Sebab aku selalu memiliki ketidakpercayaan diri dalam berinteraksi dengan orang lain.

Setiap kali aku melihat orang lain, aku ingin seperti mereka. Karena mereka sangat menikmati hidup. Tapi, bukan menikmati kemerdekaan orang lain di bawah keringat dan tangisan air mata sesama, seperti mereka-mereka yang menebar pesona di ruang publik.

Aku menjalani masa kecil dalam ketidakpastian akan hari esok. Karena segalanya gelap. Segelap pembunuhan masa depan anak jalanan yang semakin terasing dari kekayaan bumi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun