Saya menyesal karena terlambat mengenal platform Kompasiana. Rasa penyesalan terberat saya adalah melewatkan usia 25 tahun, tanpa mengetahui kompas hidupku. Memasuki usia 26 tahun, saya menemukan tujuan hidup saya bersama Kompasiner di Kompasiana.
Melepaskan adalah jalan terbaik untuk meringankan beban kerinduan (Fredy). Saya menemukan kompas hidupku setiap membaca artikel yang sangat menggetarkan, membakar dan menyihir jiwaku bersama Kompasiner Tjiptadinata Effendi, Roselina Tjiptadinata, Khrisna Pabichara, Tonny Syiariel, Indra Rahadian, Irwan Rinaldi Sikumbang, Dua Sisi dll. Maaf saya tidak bisa menyebutkan satu per satu Kompasianer yang membawa saya dalam berenang di kolam Kompasiana.
Setiap hari saya selalu berenang bersama setiap ukiran aksara. Setiap aksara menjadi peluru bagi saya dalam menembak masa depanku. Kisah asmara bersama setiap artikel Kompasianer pilihan saya telah menemani keseharianku. Sehari tanpa berenang edukasi di mesin Kompasiana, rasanya ada yang hilang dari hadapanku.
Perjumpaan saya bersama Kompasianer melalui platform Kompasiana telah mengajarkanku apa itu totalitas dalam menulis/berkarya. Menulis bukan hanya sekadar menuangkan secangkir teh ke dalam teko, tapi bagaimana memaknai setiap tetesan teh kehidupan.
Selain itu, saya banyak belajar arti menahan ego dan emosi dari Tim Kompasiana yang kerap diteror masalah K-Rewards dari Kompasianer.Â
Saya sudah berenang selama 2 bulan bersama Kompasiana. Kesan saya adalah menulis/berkarya karena passion, bukan semata mencari popularitas dan segala embel-embel kehidupan. Karena menulis adalah bagian dari terapi pikiran dan hati menuju kenikmatan hidup. Sayang bila hidup saya hanya diisi dengan keluhan dan kicauan tentang masalah penghargaan.
Ketika hatimu sudah terkoneksi dengan semesta, tiada satu pun yang akan menghalangi cita-citamu (Fredy)
Sahabat Kompasianer, selamat menikmati quality time bersama keluarga tercinta.
Selamat Ulang Tahun Kompasiana Ke-12. Teruslah berkarya, walau dunia tak meminta.
