Mohon tunggu...
Fransiskus Xaverius Kabe
Fransiskus Xaverius Kabe Mohon Tunggu... Guru

Fransiskus Xaverius Kabe, M.Pd, Anak kedua dari 4 bersaudara, menyelesaikan studi s1 dan s2 di Malang memperoleh gelar Magister tahun 2016, bekerja sambil kuliah menjadi Cashier Food and Beverage di Hotel Trio Indah 2 Malang, kemudian kembali ke Ngada dan bekerja sebagai Dosen di salah satu PTN selama 2 tahun, menjadi dosen Bahasa Inggris di salah satu PTS di Kabupaten Ende tahun 2019-2021, General Manager di Koperasi Jasa Ennisa Mandiri Jaya sampai sekarang dan menjadi Guru Swasta salah satu SMK di Kabupaten Ngada.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bertuhan Namun Ateis

29 Mei 2025   11:15 Diperbarui: 29 Mei 2025   11:15 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ateisme tipe tujuh mirip dengan tipe enam, tapi lebih introvert. Penganutnya hidup tenang dan diam-diam di tepi masyarakat. Buat mereka Tuhan tidak bisa dijangkau akal, jadi buat apa dipercayai. Mereka menerima saja kehidupan apa adanya, tidak banyak protes, tidak banyak tanya. Mereka mirip sekali dengan para pertapa agama yang memilih diam mengamati ombak kehidupan.

John Gray menutup bukunya dengan menyatakan bahwa ateisme kontemporer sesungguhnya adalah kelanjutan (evolusi) monoteisme, hanya saja menggunakan jubah yang lain. Sebagai pengganti Tuhan, dipilihlah sains, kesadaran kemanusiaan, kekuasaan politik, atau konsep 'manusia super' yang didukung oleh teknologi (AI).  Sampai saat ini, tak satu pun konsep ini bisa mengubah dominasi agama tradisional.  Namun baik pilihan kita menjadi teis ataupun ateis, sebaiknya jangan terlalu khawatir. Karena sesungguhnya perbedaan keduanya jauh lebih sedikit daripada yang kita bayangkan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun