Mohon tunggu...
Fransiskus Sitohang
Fransiskus Sitohang Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

peternakan 2021

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Leptospirosis pada Hewan di Kabupaten Boyoalali, Jawa Tengah

8 Desember 2021   14:12 Diperbarui: 8 Desember 2021   14:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao


1. Umur
Bakteri leptospirosis dapat menginfeksi semua golongan umur
manusia namun kasus leptospirosis kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Hal ini terjadi karena pada usia tersebut biasanya orang banyak melakukan kegiatan di luar rumah yang berhubungan dengan air dan tanah. Berdasarkan hasil penelitian, distribusi kasus leptospirosis paling banyak.


2. Jenis Kelamin
Kejadian leptospirosis lebih banyak terjadi pada lakilaki
dibandingkan perempuan, karena laki-laki sering melakukan aktivitas di luar rumah yang berhubungan dengan air.(8) Penyakit leptospirosis di Kabupaten Boyolali lebih banyak diderita oleh pria yakni sebesar 33 kasus
(70%). Ikawati, dkk., menyatakan bahwa kasus leptospirosis lebih dominan diderita oleh laki-laki yaitu sebesar 52 kasus (68,42%) daripada jenis kelamin perempuan sebesar 16 kasus (21,05%).


3.Pekerjaan
Leptospirosis biasanya terjadi pada kelompok petani dan peternak
serta para pekerja yang berhubungan dengan hutan dan air.(8) Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa distribusi kasus leptospirosis di Kabupaten Boyolali paling banyak terjadi pada petani yaitu 21 kasus (44,7%). Menurut penelitian yang dilakukan Murtiningsih di Yogyakarta didapatkan bahwa pekerjaan sebagai petani berisiko 4,7 kali terserang leptospirosis (Nuraini,Sri.dkk.2017).

3.2. Berdasarkan Variabel Waktu
Penyebaran penyakit leptospirosis banyak terjadi pada musim hujan terutama pasca banjir, karena ketika banjir baik tikus rumah, tikus werok, maupun tikus sawah menyebar ke pemukiman penduduk. Selain itu pada musim hujan juga banyak ditemukan genangan air yang terkontaminasi oleh bakteri penyebab leptospirosis.
Distribusi jumlah kasus leptospirosis berdasarkan tahun kejadian di Kabupaten Boyolali paling banyak terjadi pada tahun 2014 (21 kasus) dan paling sedikit terjadi pada tahun 2012 (2 kasus). Sedangkan untuk angka insiden kumulatif menurut bulan kejadian, paling tinggi terjadi di Bulan Maret tahun 2014 dan 2015 dengan angka insiden kumulatif sebesar 0,6 per 100.000 penduduk (Nuraini,Sri.dkk.2017).

Penyakit leptospirosis biasanya disebut dengan penyakit musim
hujan karena pada saat musim hujan akan terjadi banjir. Kejadian leptospirosis di Kabupaten Boyolali paling tinggi terjadi pada musim penghujan, Bulan Maret. Hal ini sejalan dengan penelitian Sunaryo yang menunjukkan bahwa pola kasus leptospirosis di Kabupaten Bantul terjadi pada Bulan Maret dan April sesuai dengan pola curah hujan pada bulan tersebut (Nuraini,Sri.dkk.2017).


3.3. Berdasarkan Variabel Tempat

Leptospirosis dapat terjadi salah satunya karena faktor lingkungan. Kabupaten Boyolali terbagi menjadi beberapa wilayah kecamatan yang memiliki karakter yang berbeda-beda. Pada tahun 2012-2015 angka kejadian leptospirosis paling banyak terjadi di Kecamatan Nogosari dengan persentase 34% (16 kasus) dan paling sedikit di Kecamatan Kemusu serta Kecamatan Musuk dengan persentase sebesar 2,1% (1 kasus).

kasus leptospirosis tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas Nogosari dengan persentase 34% (16 kasus), sedangkan terendah terjadi di wilayah kerja Puskesmas Kemusu I, Puskesmas Banyudono I, Puskesmas Sawit I, dan Puskesmas Musuk I dengan persentase 2,1% (1 kasus) (Nuraini,Sri.dkk.2017).
Penularan yang terjadi di beberapa wilayah merupakan simbol sanitasi yang buruk, sumber air yang tercemar, personal hygiene rendah, kondisi rumah yang di bawah standar dan persistennya rodent penyebar leptospira.(8) Penelitian ini menunjukkan kasus leptospirosis paling banyak terjadi di Kecamatan dan Puskesmas Nogosari yaitu sebanyak 16 kasus (34%). Kecamatan Nogosari termasuk kecamatan di Boyolali yang dilewati oleh Sungai Cemoro.(19) Selain itu sebagian besar lahan di Kecamatan Nogosari digunakan untuk persawahan dan perkebunan.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Simpulan

  • Kasus leptospirosis di Kabupaten Boyolali pada tahun 2012-2015 sebagian besar terjadi pada orang dewasa dengan kelompok umur 26-45 tahun (38,3%), berjenis kelamin laki-laki (70%) dan pekerjaan sebagai petani (44,7%).
  • Kasus leptospirosis paling banyak terjadi pada bulan Maret tahun 2014 dan 2015 dengan angka insiden kumulatif sebesar 0,6 per 100.000 penduduk.
  • Kasus leptospirosis di Kabupaten Boyolali tahun 2012-2015 paling banyak terjadi di Kecamatan dan Puskesmas Nogosari sebanyak 16 kasus (34%).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun