Mohon tunggu...
Fransiska Isti
Fransiska Isti Mohon Tunggu... Guru - Tulisan adalah jejak kaki yang kita tinggalkan.

youtube.com/@fransisca_otey

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perseteruan Singa dan Nyamuk

15 April 2021   00:39 Diperbarui: 15 April 2021   01:02 3738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustration: depositphotos.com

Suatu sore, seekor singa sedang beristirahat menggulingkan badannya di rerumputan. Sebutir keringat terakhirnya menetes di pipinya. Ia kelelahan setelah seharian berburu. 

Ketika berusaha tidur, tiba-tiba seekor nyamuk datang mengganggu istirahatnya. Nyamuk itu agak sedikit jahil terbang berputar-putar di dekat telinga singa itu. Singa pun merasakan kebisingan yang luar biasa, emosinya terpancing dan ia tidak jadi melanjutkan usahanya untuk tidur.

"Ngiung...ngiung...hahaha rasakan kau raja hutan, aku akan mengganggu tidurmu. Kalau kau raja hutan yang hebat, ayo tangkaplah aku," kata nyamuk tersebut.

Suara itu membuat singa merasa tidak nyaman. Ia pun mencoba menghalaunya. Namun, nyamuk kecil itu gesit untuk menghindar. Singa pun bertambah marah, dengan cakar-cakarnya ia berusaha menepis gigitan nyamuk usil tersebut. Akan tetapi, hal itu justru membuat singa tercakar hingga berdarah oleh kuku-kukunya sendiri.

"Auwww", singa mengaung kesakitan sambil mencaci maki si nyamuk. "Dasar kau nyamuk kurang ajar, berani sekali kau mengganggu istirahatku. Enyahlah kau dari sini!"

"Hahaha...lihatlah dirimu, si raja hutan ternyata kalah hanya dengan seekor nyamuk," teriak nyamuk dengan sombong mengitari singa itu dan berlalu meninggalkan tempat kediamannya.

Ketika berlalu, nyamuk terbang dengan sangat cepat. Karena terlalu cepat, ia tidak menyadari kalau di depannya ada sarang laba-laba.

"Aaaaaaaa..." ia berteriak, matanya melotot, berusaha mengerem laju terbangnya, tetapi apa daya ia terperangkap dan tidak bisa melepaskan diri lagi. Tubuhnya pucat menunggu waktu untuk menjadi santapan laba-laba. Dag...dig...dug...der dalam hatinya menunggu ajal. Oh sungguh malang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun