Mohon tunggu...
Fransisco Xaverius Fernandez
Fransisco Xaverius Fernandez Mohon Tunggu... Guru - Guru SMPN 1 Praya Lombok Tengah NTB

cita-cita menjadi blogger Kompasiana dengan jutaan pembaca, penulis motivator kerukunan dan damai sejahtera. selain penulis juga pengurus FKUB Kabupaten, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Gereja Katolik Lombok Tengah NTB.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Penanganan Sampah di Bumi 8 Miliar Manusia: Dimulai dari Kita

17 November 2022   21:56 Diperbarui: 20 November 2022   13:08 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah plastik. (Dok. Ecoton via kompas.com) 

"Benar, waktu saya menjabat sebagai Kepala ini kita harus siap menerima telpon dan permintaan tidak tertulis." Sahut Bapak yang sudah pensiun dari ASN.

Sebagai orang kecil yang tidak tahu politik tingkat tinggi dengan polosnya Penulis bertanya, " 'Kan tidak boleh ada uang pelicin?"

"Ya tidak mungkin ada bukti jika mau di telusuri. Bahkan kita yang bercerita seperti ini yang tahu tapi tidak punya buktipun bisa di salahkan dengan pertanyaan :mana buktinya?"

"Ya jelas tidak mungkin ada bukti, karena dikemas dalam bentuk bantuan atau oleh-oleh atau istilah halus lainnya. Dan semua tanpa kwitansi!"

Waduh pembicaraan makin hot. Banyak sekali kisah di sekitar politik uang. Ada kisah lain tentang seorang tokoh di Lingkungan kami dengan memoles diri berperilaku malaikat. Khususnya para calon wakil rakyat. Salah satu polesannya adalah pencitraan bahwa mereka adalah orang penting dan dibutuhkan dengan bukti berbagai prestasi.

Bahkan anehnya hampir di setiap momen penting di daerah kami dia ini hadir (atau menghadirkan diri?) sebagai ahlinya. Padahal setahu kami si dia ini biasa saja. Dan para pendukungnya selalu kesana-kemari mempromosikan sebagai seorang yang lebih hebat dari siapapun (Lha ia-lah kan sedang kampanye...).

Dan salah satunya ketika masih jauh dari pemilihan umum si dia tidak mau aktif dalam kegiatan di lingkungan. Dan perilakunya tidak jauh sebagai penentang kebijakan RT.

*****

Tertangkap Basah

Suatu pagi yang cerah Penulis bangun pagi sebelum subuh dan pergi mencari sarapan di Praya, tanpa sengaja aku melihat 

Bapak si penentang bayar uang jasa sampah menyelinap membawa beberapa kresek sampah dan membuangnya di tempat sampah tetangga yang akan disetor pagi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun