Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kini Emas Bisa Dimiliki Semua Kalangan Bersama Pegadaian

27 Juni 2025   13:48 Diperbarui: 27 Juni 2025   13:48 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Emas (dok. Shutterstock/QUON_ID)

Dulu semua orang berpikir emas hanya milik orang kaya atau sekadar perhiasan warisan keluarga. Di era digital telah mengubah pandangan itu. Emas bukan lagi simbol mewah yang hanya bisa dipajang di toko perhiasan atau jadi lambang status sosial. Saat ini, emas sedang menjalani revolusinya sendiri. Bersama Pegadaian, emas telah berubah dari barang eksklusif menjadi alat perubahan sosial milik siapa saja, termasuk kamu.

Mengapa Akses Terhadap Emas Dulu Sulit?

Mereka yang memiliki emas di dulu mengunakannya hanya untuk dua hal yaitu kekayaan dan keturunan. Siapa yang lahir dari keluarga mapan akan tumbuh akrab dengan istilah logam mulia. Sisanya? Sekadar tahu emas sebagai sesuatu yang mahal dan tidak terjangkau. Pemikiran ini terbentuk karena infrastruktur akses ke produk emas sangat terbatas. Tidak semua daerah punya toko emas. Tidak semua orang punya uang untuk beli sekaligus. Tidak semua masyarakat tahu bahwa emas bisa jadi tabungan, bukan hanya hiasan.

Dulu masyarakat memiliki asumsi bahwa investasi emas membutuhkan modal besar. Dan yang lebih mengkhawatirkan, stigma bahwa emas hanya  berguna  jika dipakai dalam bentuk perhiasan juga ikut membatasi fungsinya. Maka wajar bila selama puluhan tahun, emas menjadi asing untuk mereka yang di labelin masyarakat kecil yang jarang punya akses memiliki emas.

Kini, Pegadaian memotong jalur panjang itu. Lewat program Tabungan Emas, siapa saja bisa mulai membeli emas dari nominal yang sangat kecil bahkan lebih murah dari harga segelas kopi di kafe. Ini bukan sekadar terobosan produk, tapi mengubah cara pandang tentang kepemilikan emas. Emas kini tidak hanya menjadi aset simpanan, tapi juga pintu masuk menuju kemerdekaan finansial.


Menabung Emas di Pegadaian

Menabung emas bukan hanya soal menyimpan, tapi tentang belajar. Saat kamu menabung emas, kamu tidak sekadar mengumpulkan logam mulia. Kamu sedang belajar bagaimana mengelola uang, mengenal nilai tukar, mempelajari fluktuasi harga pasar, dan memahami bagaimana cara menyiapkan diri menghadapi risiko keuangan di masa depan.

Untuk itu program Tabungan Emas Pegadaian bukan hanya karena mudah dan murah. Tapi cara sederhana mengajarkan sesuatu yang sering dilupakan kalau  finansial sehat dimulai dari kesadaran kecil, dari tindakan sederhana yang konsisten. Banyak orang merasa terlalu  kecil  untuk mulai berinvestasi. Tapi ketika investasi bisa dimulai dari Rp10 ribu, siapa pun bisa ikut.

Program ini menjembatani kesenjangan antara keinginan dan kemampuan. Tabungan emas berhasil meruntuhkan tembok yang beberapa tahun belakangan membuat masyarakat takut untuk berinvestasi. Menabung emas melalui Pegadaian adalah bentuk tebar manfaat bersama, karena bisa membawa pemahaman finansial bukan hanya ke kota besar, tapi hingga ke pelosok negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun