Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyelami Batas dan Potensi Otak Manusia

29 Mei 2025   18:40 Diperbarui: 29 Mei 2025   18:40 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi otak manusia.pixabay.com/Loaivat 

Meski penting, IQ tetap hanya satu bagian dari kecerdasan manusia. Dunia nyata menuntut sesuatu yang lebih luas: kemampuan membaca situasi sosial, merespons dengan empati, mengelola emosi, serta menyusun strategi dalam tekanan. Semua ini adalah bagian dari kecerdasan emosional (EQ), yang seringkali justru lebih menentukan keberhasilan dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Sayangnya, tidak ada tes IQ yang mampu mengukur sejauh mana seseorang mampu membina hubungan sosial, menunda kepuasan demi tujuan jangka panjang, atau menyelesaikan konflik dengan bijak. Padahal, ini adalah kemampuan-kemampuan penting yang justru membentuk kualitas hidup.

Kita juga perlu melihat kecerdasan sebagai sesuatu yang tidak selalu akademik. Ada orang yang punya kemampuan spasial luar biasa, ada yang cepat menyerap bahasa, dan ada pula yang cemerlang dalam membaca gerak tubuh atau intuisi sosial. Konsep ini dikenal sebagai multiple intelligences, yang dikenalkan oleh Howard Gardner. Jadi, kalau kamu merasa nilai IQ-mu rendah, mungkin kamu hanya belum menemukan jenis kecerdasan yang paling sesuai denganmu.

Penutup

Pada akhirnya, yang paling penting untuk kamu sadari adalah bahwa IQ bukanlah batas, melainkan titik awal. Ia bukan label yang mengurung potensi, tapi cerminan dari kondisi kamu saat ini yang bisa berubah, berkembang, dan bahkan melampaui apa yang sebelumnya kamu anggap mustahil.

Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa otak manusia bersifat dinamis, fleksibel, dan penuh potensi. Dengan pola hidup yang sehat, mindset yang terbuka, dan keinginan untuk terus belajar, setiap orang punya peluang untuk berkembang termasuk dalam hal IQ.

Jadi, berhentilah membatasi diri dengan label angka. Mulailah fokus pada proses belajar itu sendiri, karena pada akhirnya, bukan seberapa tinggi IQ-mu yang paling menentukan hidupmu, melainkan bagaimana kamu menggunakannya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun