Pertama-tama, generasi muda harus sadar bahwa kenyamanan instan bisa membawa konsekuensi panjang. Setiap keputusan finansial, sekecil apa pun, harus berdasarkan perhitungan dan pemahaman yang baik, bukan sekadar dorongan sesaat. Penting juga untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Gadget terbaru mungkin menarik, tapi jika membelinya membuat kamu stres membayar cicilan, apa gunanya?
Pemerintah dan sektor pendidikan juga punya peran besar. Literasi keuangan harus jadi bagian dari kurikulum sejak dini. Tidak cukup hanya mengajarkan cara menghitung uang, tapi juga bagaimana memahami nilai uang, membuat perencanaan keuangan, dan mengenali risiko utang.
Perusahaan paylater pun harus lebih transparan soal bunga, denda, dan dampak kredit. Iklan yang terlalu menekankan pada kemudahan harus diimbangi dengan edukasi soal tanggung jawab finansial. Konsumen muda perlu dilindungi, bukan dijadikan target eksploitasi.
Yang paling penting, kamu harus belajar untuk tidak malu hidup sesuai kemampuan. Di era media sosial, hidup sederhana sering dianggap membosankan atau tertinggal. Tapi kenyataannya, punya kebebasan dari utang adalah salah satu bentuk kekayaan paling berharga. Lebih baik terlihat biasa saja tapi tidur nyenyak, daripada terlihat mewah tapi hidup dalam kecemasan.
Penutup
Fenomena utang paylater bukan hanya soal perubahan cara membayar, tapi soal perubahan cara hidup. Kita tidak sedang menghadapi masalah teknologi, melainkan masalah cara berpikir. Jika generasi muda tidak segera membangun kesadaran baru terhadap utang dan konsumsi, maka kemudahan hari ini bisa menjadi beban di masa depan.
Melawan arus budaya konsumtif dan instan memang tidak mudah. Tapi jika kamu ingin hidup yang bebas, stabil, dan sehat secara finansial maupun mental, maka kamu harus berani membuat pilihan yang berbeda mulai dari sekarang. Karena pada akhirnya, kebebasan bukan datang dari apa yang bisa kamu beli, tapi dari apa yang tidak perlu kamu cicil.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI