Di antara banyak momen penting dalam kalender liturgi Gereja Katolik, Vigili Paskah punya tempat yang sangat istimewa. Bukan hanya karena malam itu adalah perayaan kebangkitan Yesus, tetapi karena umat juga diajak untuk memperbaharui janji baptis mereka. Sebuah tindakan sederhana yang sering dilakukan dalam liturgi, namun sebenarnya memiliki makna spiritual yang sangat dalam.
Tapi kenapa sih, janji baptis yang dulu sudah diucapkan, perlu diperbaharui lagi setiap tahun? Bukankah satu kali cukup? Jawabannya ternyata tidak sesederhana itu. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang alasan teologis, spiritual, dan bahkan psikologis dari pembaruan janji baptis, serta kenapa Vigili Paskah adalah momen yang sangat tepat untuk melakukannya.
Baptis Bukan Sekadar Upacara, Tapi Titik Awal Perjalanan Hidup Baru
Banyak orang menganggap baptis sebagai ritual awal menjadi anggota Gereja. Memang benar, tetapi baptis sebenarnya lebih dari itu. Baptis adalah tanda lahir baru secara rohani. Dalam baptis, seseorang "dikuburkan" bersama Kristus dan bangkit bersama-Nya dalam kehidupan yang baru. Inilah dasar dari semua kehidupan Kristen.
Sayangnya, makna ini sering memudar seiring waktu. Apalagi kalau kamu dibaptis sejak bayi. Bisa jadi kamu nggak pernah benar-benar memahami apa arti janji baptis yang diucapkan oleh orang tua dan wali baptismu waktu itu. Nah, memperbaharui janji baptis adalah kesempatan untuk mengklaim ulang komitmen itu secara sadar dan personal.
Di Vigili Paskah, umat secara kolektif memperbaharui janji itu. Ini bukan hanya tindakan simbolis. Ini adalah deklarasi ulang: "Aku tetap percaya. Aku tetap menolak dosa. Dan aku ingin terus hidup sebagai anak terang." Dalam konteks dunia yang makin kompleks dan penuh godaan, pembaruan ini menjadi penegasan bahwa kita tidak menyerah. Kita tetap memilih jalan Kristus.
Vigili Paskah Malam Kebangkitan, Malam Pembaharuan
Mungkin kamu pernah bertanya-tanya, kenapa janji baptis diperbaharui justru di malam Vigili Paskah, bukan pada hari raya lain? Jawabannya terletak pada makna teologis Paskah itu sendiri. Paskah bukan hanya momen Yesus bangkit dari kematian, tapi juga puncak dari seluruh perjalanan iman Kristen: kematian, kebangkitan, dan hidup baru.
Dalam tradisi Gereja awal, baptisan biasanya dilakukan justru pada malam Paskah. Para katekumen (orang yang sedang belajar untuk dibaptis) menerima sakramen baptis setelah menjalani masa pembelajaran dan pertobatan di masa Prapaskah. Dengan dibaptis di malam kebangkitan, mereka tidak hanya lahir baru, tapi juga secara simbolik "bangkit" bersama Kristus.
Sekarang, meskipun sebagian besar umat sudah dibaptis sejak kecil, Gereja tetap mengajak seluruh umat memperbaharui janji itu di malam yang sama. Karena setiap kali kita mengenang kebangkitan Kristus, kita juga diingatkan bahwa hidup kita pun harus mengalami kebangkitan. Dan pembaharuan janji baptis adalah bentuk nyata dari keputusan untuk terus bangkit, memperbarui iman, dan meninggalkan hidup lama.