Singapura menerapkan sistem integrasi antarmoda berbasis digital. Penumpang bisa tahu dalam waktu satu menit moda transportasi apa yang paling efisien, dan semuanya terhubung dengan satu kartu perjalanan. Di Eropa, sistem transportasi massal mengandalkan green corridor, jalur khusus untuk kendaraan publik yang mempercepat mobilitas saat arus tinggi.
Indonesia tidak kekurangan sumber daya manusia atau teknologi untuk menuju ke sana. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk merombak sistem secara menyeluruh dan konsisten, tidak hanya menjelang hari besar nasional.
Peran Masyarakat Jangan Hanya Menjadi Korban
Meski tanggung jawab utama ada di tangan pemerintah dan operator transportasi, bukan berarti masyarakat tidak punya peran. Sebagai pengguna, kamu juga bisa berkontribusi pada kelancaran arus balik.
Mulailah dengan perencanaan perjalanan yang matang. Jangan menunda-nunda pemesanan tiket. Pilih waktu keberangkatan di luar puncak. Gunakan aplikasi atau platform digital untuk melacak jadwal dan kondisi jalur. Bawalah barang seperlunya dan hindari membawa penumpang melebihi kapasitas.
Selain itu, dorong perubahan dengan menjadi konsumen kritis. Laporkan keterlambatan yang berulang. Sampaikan kritik yang membangun lewat media sosial atau forum transportasi. Tekanan publik yang konsisten bisa mendorong operator dan pemerintah untuk tidak abai terhadap masalah yang sudah menjadi tradisi buruk ini.
Saatnya Berubah, Jangan Tunggu Tahun Depan
Keterlambatan transportasi publik di masa arus balik bukan takdir. Ini adalah akibat dari sistem yang tidak siap menghadapi realitas mobilitas masyarakat modern. Jika dibiarkan, kerugian bukan hanya secara individu tapi juga bagi bangsa ini secara keseluruhan.
Solusinya bukan sekadar menambah bus atau membuka tol baru. Kita butuh pendekatan sistemik yang melibatkan modernisasi infrastruktur, integrasi digital, manajemen data real-time, serta kesadaran kolektif dari pengguna dan penyedia jasa transportasi.
Karena pada akhirnya, perjalanan pulang seharusnya bukan tentang menunggu berjam-jam di stasiun, bukan tentang bayi yang menangis karena lelah, atau pekerja yang terlambat masuk kantor. Perjalanan pulang seharusnya menjadi cerita tentang kembali---dengan nyaman, aman, dan tepat waktu.