Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mari Merenung : Berapa Lama Kita Menghabiskan Waktu Menatap Layar Ponsel?

22 Februari 2025   19:03 Diperbarui: 22 Februari 2025   19:03 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilusrasi Menatap Layar Ponsel. Pixbay.com/Foundry 

Dampak Nyata dari Waktu Layar yang Berlebihan

Menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar bukan hanya berdampak pada kesehatan mental, tetapi juga fisik dan sosial. Mata yang terus-menerus terpapar cahaya biru dari layar ponsel dapat mengalami kelelahan, kering, dan bahkan berisiko mengalami gangguan penglihatan jangka panjang.

Dari segi fisik, kebiasaan menunduk saat menggunakan ponsel dapat menyebabkan tech neck syndrome, yaitu nyeri pada leher dan bahu akibat postur tubuh yang buruk. Selain itu, studi dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa paparan layar ponsel sebelum tidur menghambat produksi melatonin, hormon yang berperan dalam mengatur siklus tidur. Akibatnya, banyak orang mengalami kesulitan tidur, yang pada akhirnya berdampak pada produktivitas dan kesehatan secara keseluruhan.

Di luar aspek kesehatan, dampak sosial dari penggunaan ponsel yang berlebihan juga tidak bisa diabaikan. Interaksi tatap muka semakin berkurang, komunikasi langsung tergantikan dengan percakapan di layar, dan kebersamaan yang seharusnya dinikmati menjadi sekadar formalitas.

Mengapa Kita Harus Mulai Peduli?

Kesadaran akan dampak buruk dari penggunaan ponsel yang berlebihan sebenarnya sudah ada, tetapi mengubah kebiasaan bukanlah hal yang mudah. Kita sering merasa bahwa ponsel adalah bagian dari kehidupan modern yang tidak bisa dilepaskan. Namun, pertanyaannya bukan tentang apakah kita bisa hidup tanpa ponsel, melainkan apakah kita bisa menggunakannya dengan lebih bijak?

Mengurangi waktu layar bukan berarti menghilangkan teknologi dari kehidupan kita. Ini lebih tentang menyeimbangkan antara dunia digital dan dunia nyata, agar kita tetap memiliki kendali atas waktu yang kita miliki.

Salah satu cara untuk memulai adalah dengan menyadari kebiasaan kita sendiri. Banyak ponsel saat ini memiliki fitur screen time yang dapat membantu melacak durasi penggunaan layar. Dari sana, kita bisa melihat aplikasi mana yang paling banyak menyita waktu dan mulai mengatur batasan.

Selain itu, membiasakan diri untuk menjalani waktu tanpa ponsel juga penting. Misalnya, saat makan bersama keluarga, mencoba tidur tanpa membawa ponsel ke kamar, atau menetapkan waktu khusus untuk mengecek media sosial.

Kembali ke Dunia Nyata

Dunia digital memang menawarkan kemudahan dan kenyamanan, tetapi dunia nyata tetaplah tempat di mana kehidupan yang sebenarnya terjadi. Ada percakapan yang lebih bermakna saat dilakukan secara langsung, ada keindahan yang hanya bisa dinikmati tanpa perantara layar, dan ada kebahagiaan yang tidak selalu berasal dari jumlah likes atau followers.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun