Mohon tunggu...
Frans Leonardi
Frans Leonardi Mohon Tunggu... Freelace Writer

Sebagai seorang introvert, Saya menemukan kekuatan dan kreativitas dalam ketenangan. Menyukai waktu sendirian untuk merenung dan mengeksplorasi ide-ide baru, ia merasa nyaman di balik layar ketimbang di sorotan publik. seorang amatir penulis yang mau menyampaikan pesannya dengan cara yang tenang namun , menjembatani jarak antara pikiran dan perasaan. Salam dari saya Frans Leonardi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

#KaburAjaDulu, Bekerja di Luar Negeri, Apakah Tidak Nasionalisme?

19 Februari 2025   08:12 Diperbarui: 19 Februari 2025   08:12 498
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerja migran Indonesia (PMI). Ragam tanggapan pemerintah terhadap tren tagar #KaburAjaDulu.((SHUTTERSTOCK/HAFIZ JOHARI))

Bekerja di luar negeri sering kali dianggap sebagai pilihan pragmatis untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas wawasan profesional. Namun, tidak sedikit yang menganggap keputusan ini sebagai sikap tidak nasionalis, seolah-olah mereka yang mencari nafkah di negeri orang telah meninggalkan tanah air dan mengabaikan kepentingan bangsa.

Apakah anggapan ini benar? Ataukah ini hanya mitos yang perlu diluruskan?

Di era modern yang semakin terhubung, batas geografis tidak lagi menjadi penghalang bagi seseorang untuk berkarya dan mengembangkan potensinya. Globalisasi telah membuka peluang lebih luas bagi tenaga kerja untuk menapaki karier internasional. Meskipun demikian, masih ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa meninggalkan tanah air demi pekerjaan adalah bentuk pengkhianatan terhadap bangsa. Padahal, jika ditelaah lebih dalam, keputusan ini tidak selalu mencerminkan kurangnya rasa nasionalisme.

Bekerja di Luar Negeri Bukan Berarti Meninggalkan Indonesia

Anggapan bahwa bekerja di luar negeri berarti melepaskan keterikatan emosional dan ideologis dengan Indonesia adalah sebuah penyederhanaan yang tidak adil. Faktanya, banyak tenaga kerja Indonesia yang tetap memiliki kecintaan terhadap tanah air, meskipun mereka mencari penghidupan di negeri orang.

Nasionalisme bukan hanya diukur dari tempat seseorang tinggal atau bekerja, tetapi juga dari kontribusi yang mereka berikan kepada bangsa, baik secara langsung maupun tidak langsung. Seorang pekerja Indonesia di luar negeri tetap bisa berkontribusi bagi negaranya, misalnya dengan mengirimkan remitansi kepada keluarga di tanah air, mentransfer ilmu dan keterampilan yang mereka pelajari, atau bahkan membangun jaringan internasional yang bisa membawa manfaat bagi Indonesia.

Pekerja di Luar Negeri Bisa Membantu Kemajuan Bangsa

Fenomena tenaga kerja Indonesia yang merantau ke luar negeri bukanlah sesuatu yang baru. Sejak zaman kolonial, banyak pelajar dan profesional Indonesia yang menempuh pendidikan dan bekerja di luar negeri sebelum akhirnya kembali untuk membangun bangsa.

Para pendiri republik ini, seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan Sutan Sjahrir, pernah menimba ilmu di luar negeri sebelum akhirnya menjadi tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan. Mereka membawa pemikiran yang lebih maju dan wawasan global yang pada akhirnya membantu membangun Indonesia.

Di era modern, kontribusi diaspora Indonesia semakin terlihat nyata. Menurut data Bank Indonesia, remitansi atau kiriman uang dari pekerja migran Indonesia ke tanah air mencapai miliaran dolar setiap tahunnya. Uang ini tidak hanya membantu keluarga mereka, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan meningkatkan daya beli masyarakat dan investasi domestik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun