Meskipun fenomena ini masih menjadi perdebatan ilmiah, sebagian peneliti menyebutkan bahwa pengalaman tersebut bisa jadi bukan sekadar halusinasi, melainkan bukti bahwa kesadaran manusia dapat tetap ada di luar tubuh fisiknya.
Apakah Kita Hidup di Dunia yang Diciptakan?
Ada satu teori lain yang lebih kontroversial, tetapi menarik untuk dipertimbangkan: apakah dunia yang kita tempati hanyalah simulasi?
Filsuf Nick Bostrom mengajukan argumen bahwa jika suatu peradaban maju memiliki teknologi yang cukup canggih untuk menciptakan simulasi realitas yang sangat kompleks, maka ada kemungkinan besar bahwa kita sebenarnya hidup dalam simulasi semacam itu.
Teori ini didukung oleh beberapa anomali dalam hukum fisika yang hingga kini belum bisa dijelaskan. Beberapa ilmuwan bahkan menemukan bahwa struktur dasar realitas memiliki pola yang mirip dengan kode komputer, seolah-olah alam semesta ini memang diciptakan oleh suatu sistem yang lebih besar.
Jika benar, maka dunia lain mungkin bukan hanya dunia paralel atau dimensi lain, tetapi bisa berupa realitas di luar "simulasi" yang kita jalani.
Kesimpulan
Keberadaan dunia lain masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Sains telah memberikan berbagai teori yang menarik, mulai dari multiverse hingga dimensi tersembunyi, tetapi belum ada bukti konkret yang bisa membuktikan hipotesis ini secara empiris.
Di sisi lain, kepercayaan spiritual dan pengalaman subjektif menunjukkan bahwa banyak orang meyakini adanya realitas di luar yang kita lihat dan rasakan sehari-hari.
Mungkin, pertanyaan ini tidak bisa dijawab dengan pasti dalam waktu dekat. Namun, semakin kita memahami alam semesta, semakin kita menyadari bahwa realitas jauh lebih kompleks daripada yang kita duga.
Jadi, apakah dunia lain benar-benar ada? Jawabannya mungkin bergantung pada bagaimana kamu mendefinisikan realitas itu sendiri.Â