Sebuah studi yang dilakukan oleh Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menunjukkan bahwa sekitar 30% pengguna paylater di Indonesia mengalami kesulitan dalam mengelola utang mereka. Angka ini cukup mengkhawatirkan, mengingat paylater seharusnya menjadi alat bantu, bukan sumber masalah finansial.
Dampak Nyata dari Penggunaan Paylater yang Tidak Bijak
Dampak negatif dari penggunaan paylater yang tidak terkontrol bisa dirasakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keuangan pribadi hingga kesehatan mental. Salah satu contoh nyata adalah kisah Dina, seorang pekerja lepas di Jakarta. Awalnya, Dina menggunakan paylater untuk membeli barang-barang kecil seperti pakaian dan aksesoris. Karena merasa nyaman, ia mulai menggunakan layanan ini untuk kebutuhan yang lebih besar, termasuk tiket perjalanan dan peralatan elektronik.
Tanpa perencanaan yang matang, tagihan Dina membengkak hingga mencapai lebih dari separuh pendapatannya setiap bulan. Ia mulai kesulitan melunasi cicilan tepat waktu, sehingga terkena denda keterlambatan yang semakin menambah beban utangnya. Tekanan finansial ini berdampak pada kondisi mentalnya, menyebabkan stres dan kecemasan yang berlarut-larut.
Kisah seperti ini bukanlah hal yang langka. Banyak orang yang mengalami hal serupa karena mengabaikan prinsip dasar manajemen keuangan. Mereka terlena dengan kemudahan yang ditawarkan paylater, tanpa menyadari bahwa utang kecil yang tidak dikelola dengan baik bisa berubah menjadi masalah besar.
Bagaimana Cara Menggunakan Paylater dengan Bijak?
Menggunakan paylater sebenarnya bukanlah hal yang buruk. Justru, jika digunakan dengan bijak, layanan ini bisa menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mengelola keuangan, terutama dalam situasi darurat. Kuncinya adalah kesadaran dan disiplin.
Langkah pertama adalah memahami bahwa paylater bukanlah tambahan penghasilan, melainkan utang. Setiap kali kamu menggunakan layanan ini, pastikan sudah memiliki rencana untuk melunasi tagihan tepat waktu. Jangan hanya tergiur dengan kemudahan berbelanja tanpa mempertimbangkan kemampuan untuk membayar di kemudian hari.
Selain itu, penting untuk membatasi penggunaan paylater hanya untuk kebutuhan yang benar-benar penting. Misalnya, jika kamu menghadapi situasi darurat medis atau memerlukan peralatan kerja yang mendukung produktivitas, paylater bisa menjadi solusi sementara. Namun, untuk kebutuhan konsumtif seperti belanja barang mewah atau liburan yang tidak direncanakan, sebaiknya dihindari.
Kesadaran finansial juga bisa ditingkatkan dengan mencatat semua pengeluaran yang dilakukan menggunakan paylater. Dengan begitu, kamu bisa memantau sejauh mana penggunaan layanan ini memengaruhi kondisi keuanganmu. Jangan lupa untuk selalu membaca syarat dan ketentuan sebelum menggunakan layanan paylater, termasuk memahami bunga, biaya tambahan, dan konsekuensi jika terlambat membayar.
Regulasi dan Perlindungan Konsumen dalam Layanan Paylater