Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Money

REINKARNASI | Revolusi Industri Karya Nasional

20 Mei 2018   12:16 Diperbarui: 20 Mei 2018   12:18 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
franshare.blogspot.com

Maka, selain tata ruang wilayah perindustrian secara sumber daya alamnya juga manajemen pada sumber daya manusianya. Terkait kondisi wilayah secara geografis, wilayah Kulonprogo ini selain mempunyai mayoritas masyarakat nelayan dan petani pesisir pantai, juga mempunyai mayoritas masyarakat petani perbukitan yang ada dilereng barat dan selatan Menoreh.

Selain itu juga masyarakat pegawai atau karyawan di perkotaan Wates dan masyarakat Sentolo yang tempat mereka menjadi pemusatan Kawasan Industri di Kulonprogo. Jika kita ambil kesimpulan, maka industri yang sekiranya sejajar menyokong keberlangsungan mayoritas masyarakat Kulonprogo adalah yang banyak berkaitan dengan pertanian dan perikananan.

Paling tidak, jika pembangunan NYIA menjadi nilai tambah untuk jangkauan transportasi dan destinasi wisata, kawasan industri yang ditanamkan di Kulonporgo juga seharusnya bisa menjadi nilai tambah bagi kondisi geografis pada pertanian dan perikanan.

Untuk itu dibutuhkan simbiosis mutualisme yang sinkron antara industri modern dan tradisional di kawasan Jalur Deandles dan bandara NYIA Kulonprogo. Sebagaimana pabrik traktor Quick yang sudah dibangun di Kawasan Industri Sentolo, setidaknya dari sisi industri modern ini dapat mendongkrak kinerja dan hasil industri pertanian dan perikanan tradisional mulai dari sekitar Kulonprogo dan Jalur Deandels terdekat.

Lalu kemudian yang terpenting dan masih sering menjadi kendala para petani dan nelayan adalah hasil panen yang dipermainkan para oknum. Untuk hal ini, seharusnya industri modern yang menyokong mereka adalah pendukungan branding.

Seperti halnya pada Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman yang telah mencoba menerapkan konsep kuota (pemenuhan jumlah kebutuhan), komoditi (jenis produksi yang ditentukan atau memiliki nilai jual baik) hasil panen dan branding (proyeksi pemasaran dengan merek sendiri dari hasil produksi sendiri) untuk menjamin kualitas, kualitas dan kontinuitas beras Sleman.

Demi mensukseskan revolusi industri karya nasional ini sangat perlu disosialisasi dan diarahkan secara merata, baik masyarakat  pesisir, pedesaan, maupun perkotaan dalam mengambil hikmah positif laju pembangunan daerah yang saat ini digalakkan pada Kawasan Industri Sentolo dan Kawasan Transportasi Internasional Temon pada pengadaan NYIA.

Dengan itu, setidaknya masyarakat asli sekitar terkait dengan berbagai restorasi pembangunan di lokasi kejadian tidak terjerumus pada permainan harga tanah oleh para provokator dan makelar tanah. Akan sangat ironis dan miris, jika akhirnya mereka harus jatuh lebih dulu dalam peredaran sosialisasi dan transaksi yang menyesatkan, bahkan tanpa perlindungan hukum maupun pengarahan pemerintah setempat yang baik. Dan imbasnya pun akan ke pemerintah juga, jika menjadikan harga tanah sebagai salah satu kendala pembangunan. Dengan begitu, sebenarnya pembangunan dan modernisasi itu untuk kesejahteraan siapa?

Selain penambahan ilmu pengetahuan mengenai perkembangan global, sehakikatnya seperti dalam tujuan MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) tahun 2015 adalah pemberdayaan penguatan sisi imajinatif masyarakat untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menumbuhkan semangat nasionalisme untuk menjadi bagian karya nyata yang khas wilayah mereka sendiri sebagai partisipasi perwujudannya.

Di mana selain pada program branding pada hasil pertanian, perkebunan, maupun perikanan, juga setidaknya dapat menampilkan sesuatu yang unik pada penginapan wisata secara tradisional sesuai ciri khas mereka.

Sehingga pada saat permintaan besar atas barang maupun jasa kawasan pembaharuan Kulonprogo, pada gilirannya dapat menstimulasi masyarakat produktif Kulonprogo dan sekitarnya menciptakan penemuan-penemuan baru dan karenanya mereka turut menciptakan era penemuan-penemuan besar dalam pengolahan, perdagangan  dan jasa yang bersejarah serta prospektif yang mencerahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun