Mohon tunggu...
Gregorius Nyaming
Gregorius Nyaming Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Hanya seorang anak peladang

Seorang Pastor Katolik yang mengabdikan hidupnya untuk Keuskupan Sintang. Sedang menempuh studi di Universitas Katolik St. Yohanes Paulus II Lublin, Polandia.

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Sayur Mie Campur Burung

1 Agustus 2020   16:36 Diperbarui: 1 Agustus 2020   16:34 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kehadiran para pastor misionaris dari Eropa telah menghadirkan warna tersendiri dalam perjalanan sejarah Gereja di tanah Borneo. Dengan segala keterbatasan yang mereka alami pada waktu itu, mereka tak kenal lelah dalam mewartakan Injil.

Kisah keteladanan mereka memang sungguh  menakjubkan. Namun, tak sedikit pula terdapat kisah-kisah unik dan lucu selama mereka bergaul dengan umat. Kendala bahasa seringkali menjadi penyebabnya.

Berikut ini adalah salah satu kisah nyata tentang seorang pastor misionaris asal Italia yang pernah bertugas di sebuah paroki pedalaman di Keuskupan Sintang, Kalimantan Barat.

Pastor ini terkenal dengan semangatnya yang luar biasa mengunjungi umat di kampung-kampung. Orangnya sederhana, sangat dekat dengan umat dan sayang kepada anak-anak.

Kedatangannya selalu didambakan oleh umat di kampung-kampung. Bila sang pastor datang berkunjung, umat akan menyambut dan melayaninya dengan sepenuh hati.

Sudah menjadi kebiasaan di setiap kampung bahwa kalau pastor datang berkunjung, umat harus menyiapkan makanan untuknya. Umat tidak terlalu khawatir soal makanan, karena sang pastor akan menyantap masakan yang dihidangkan oleh umat dengan senang hati.

Sekali waktu sang pastor berkunjung ke sebuah kampung. Dalam kunjungan kali ini wajah  sang pastor nampak sedikit berseri-seri. Pasalnya, ada umat yang memberitahunya kalau hari itu mereka masak mie campur burung.

Hidangan pun sudah siap untuk disantap. Sebelum makan, sang pastor mengajak umat untuk berdoa terlebih dahulu. Doa makan pun selesai dilambungkan. Bisa jadi doanya singkat saja, sebab sang pastor sudah tak sabar untuk menikmati daging burung yang telah dimasak wkwkwkwk.....

Sang pastor dipersilakan untuk mengambil nasi terlebih dahulu. Nampaknya kali ini dia mengambil nasi agak banyak, karena tahu hidangan kali ini sedikit istimewa. Ada daging burungnya.

Dengan penuh semangat sang pastor pun mulai mengarahkan tangannya ke mangkok sayur.  Diduga kuat daging burung-lah yang pertama-tama akan ia ambil :):):). Ia pun mulai mencangkul untuk menemukan harta yang ada di dalam mangkok itu. Namun, setelah sekian lama berusaha, harta yang dicari tidak jua kunjung diketemukan. Yang ada hanya mie dan potong-potongan labu kuning.

Mungkin karena sudah sedikit agak kesal, sang pastor pun bertanya: "Mana daging burungnya?" Umat yang turut makan tidak mampu menahan tawa.

Umat memberi tahu sang pastor kalau labu kuning yang dimasak campur mie, itulah burung-nya :) :) Rupanya burung, dalam bahasa daerah setempat itu artinya labu kuning.

Meski tak ada daging burung, sang pastor tetap menyantap makanan dengan senang hati. Umat tentu tidak ingin pastor yang mereka sayangi kelaparan. Sebagai orang asing, barangkali sang pastor malu untuk nambah lagi. Karena itu, ada umat yang bilang kepadanya: "Makannya jangan menyangkak pastor"!.

Sang pastor pun langsung menjawab: " O iya... Saya tidak menyangka bisa makan di sini".

Umat kembali tertawa mendengar jawaban sang pastor. Rupanya 'menyangkak' dalam bahasa daerah setempat itu artinya mempersilakan tamu agar tidak malu-malu untuk nambah lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun