Jadi, bila ada yang menyebutkan kardinal-kardinal tertentu sebagai kandidat kuat untuk menjadi Paus yang baru, menurut saya itu pilihan kata yang kurang tepat. Hal itu lebih tepat bila digunakan untuk menulis berita pemilihan presiden, yang bisa menggunakan perhitungan statistik untuk peluang keterpilihannya. Masih bisa diprediksi. Tidak demikin dengan konklaf. Pilihan kata-kata "kandidat kuat" itu seperti mendahului kehendak Tuhan. Karena semuanya masih misteri. Hanya Tuhan yang tahu. Â
Sekiranya kita bisa bersama-sama menghormati pemilihan ini sebagaimana tujuan dan makna sebenarnya, memahami perbedaannya. Bagi siapa saja yang memang peduli dengan hasil konklaf ini, kiranya bisa membantu melalui doa agar konklaf ini dapat berjalan dengan lancar dan aman. Dan khususnya bagi umat Katolik, dapat berdoa agar Roh Kudus hadir untuk membimbing para kardinal dalam pemilihan ini untuk menemukan pilihan Tuhan. Hingga kita dapat melihat asap putih keluar dari cerobong asap Cappella Sistina, dan kemudian mendengar melalui Kardinal Protodiakon sebuah gaudium magnum: Habemus Papam!
Oleh:
Francisca S
Â
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI