Mohon tunggu...
Francisca S
Francisca S Mohon Tunggu... Guru - Amicus Plato, sed magis amica veritas

Pengajar bahasa, Penulis novel: Bisikan Angin Kota Kecil (One Peach Media, 2021)

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mengunjungi Museum Ferrari di Maranello Italia

30 September 2022   23:08 Diperbarui: 2 Oktober 2022   14:05 1235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto: Museum Ferrari, Maranello - Koleksi pribadi

"Maranello: Museo della Ferrari -- Bologna: Museo della Ducati", begitu  yang tertera pada papan informasi kecil itu.

'Wahh.. beneran nih??' ucap saya dalam hati. Seakan tak percaya dengan apa yang baru saja saya baca di sana. Saya pun bergegas mendekati papan informasi yang terletak di salah satu sudut lobi universitas itu untuk mencari tahu info lebih lanjut di sana.

Dan hati ini segera bergemuruh gembira setelah tahu bahwa program tur kali ini memang akan mengunjungi 'kandang' tim si Kuda Jingkrak di Maranello.

Bagi para penggemar otomotif dan ajang balap mobil Formula One, tentu tidak ada yang tidak kenal dengan nama Ferrari. Salah satu produk otomotif kebanggaan Italia berlambangkan seekor kuda jingkrak itu, dengan produk mobil sport mewahnya yang berharga fantastis serta tim balap Formula 1-nya yang saat ini kursi pembalapnya diisi oleh duo C, Charles Leclerc dan Carlos Sainz.

Di universitas tempat saya belajar kala itu, hampir pada setiap akhir pekan, diadakan tur berbayar untuk mengunjungi berbagai kota dan wilayah di Italia dengan objek wisata yang beragam.

Tidak hanya mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal seperti yang ada dalam daftar tujuan tur pada umumnya karena tujuannya tidak semata-mata untuk bersenang-senang, tapi juga untuk belajar dan mengenal lebih jauh tentang Italia. 

Baik itu dari segi sejarah, budaya, serta produk-produk negaranya yang mendunia. Sambil jalan-jalan, peserta juga dapat memperoleh pengetahuan lebih dari yang sudah didapatkan dari kuliah melalui kunjungan dan penjelasan dari pemandu wisata yang hampir selalu disediakan di objek-objek tujuan.

Dan kali ini, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada ini. Selain sebagai salah seorang fans dari tim balap Ferrari, program tur ini juga baru pertama kalinya diadakan saat itu, dan belum tahu apakah akan diselenggarakan lagi setelahnya. Tidak berlama-lama, saya langsung ngacir ke bagian pendaftaran tur untuk pesan satu tempat di sana.

Singgah di Bologna

Berangkat dari wilayah Umbria, Italia Tengah, sekitar pukul 6 pagi. Rombongan yang menggunakan sebuah bus pariwisata besar ini tiba di pelataran parkir luas Museo Ducati di via Antonio Cavalieri Ducati 3, Bologna, kira-kira jam 11.00.

Sesuai dengan jadwalnya, tur ini mampir lebih dahulu di Bologna untuk mengunjungi museum milik pabrikan motor Ducati yang terletak di daerah Borgo Panigale, kemudian lanjut ke pusat kota Bologna.

Foto: Main entrance Museum Ducati - Koleksi pribadi
Foto: Main entrance Museum Ducati - Koleksi pribadi

Museo Ducati

Untuk mengunjungi museum Ducati, ada tiket masuk yang harus dibeli, tapi kami tidak harus repot membelinya karena semua tiket masuk ke dalam objek tujuan sudah termasuk dalam biaya tur ini. Jadi, kami bisa langsung masuk ke dalam museum.

Memasuki main entrance, di dalam sebuah ruang terbuka yang cukup luas semacam lobi dari gedung museum ini, pengunjung dapat melihat memorabilia yang berada di bagian sisi kanan dan kiri ruangan. 

Foto-foto pada dinding serta trofi terpajang di beberapa bagian ruang dan ceruk dinding.  Peserta rombongan diberi kesempatan sebentar di sini untuk melihat-lihat dan jeprat-jepret kamera sebelum lanjut menuju ke ruang pamer motor di bagian dalam museum, di mana seorang pemandu sudah menanti dengan senyumnya yang ramah di depan pintu masuk, siap untuk mengantar kelompok tur kami berkeliling di dalam.

Mengunjungi museum otomotif seperti ini tentu kita juga akan melihat jejak sejarah produk mereka. Karena itulah pertama-tama pemandu, yang seorang wanita itu, membawa kami untuk melihat si Cucciolo, sang cikal bakal dari produk motor Ducati di kemudian hari.

Perusahaan Ducati didirikan pada tahun 1926 oleh Antonio Cavalieri Ducati dengan tiga orang anak laki-lakinya. Pada awalnya perusahaan mereka adalah sebuah perusahaan produk elektrik di pinggiran kota Bologna, yang antara lain memproduksi komponen radio. 

Sementara terobosan perusahaan ini di dunia motor baru terjadi pada tahun 1946. Ditandai dengan hadirnya kendaraan berbentuk sepeda dengan mesin 48cc pada tahun tersebut, yang dinamai Cucciolo. Di mana produk ini kemudian disukai oleh banyak orang Italia, dan dari situ lahirlah sebuah dinasti sepeda motor.

Foto: Ducati Cucciolo -- Sumber: Wikimedia.org
Foto: Ducati Cucciolo -- Sumber: Wikimedia.org

Nama Cucciolo ini berasal dari nama mesin pada sepeda tersebut, yang awalnya diproduksi oleh sebuah perusahaan yang bernama S.I.A.T.A. Perusahaan ini mendulang kesuksesan pada penjualannya sebelum akhirnya pihak Ducati membeli hak produksinya secara penuh. Arti kata cucciolo sendiri dalam bahasa Italia adalah anak anjing.

Foto: Cucciolo dan posternya yang bergambar seekor anak anjing - Koleksi pribadi
Foto: Cucciolo dan posternya yang bergambar seekor anak anjing - Koleksi pribadi

Bergeser dari si 'anak anjing' berwarna merah tua itu, pengunjung dapat melihat produk motor yang diciptakan dengan lebih ambisius pada masa-masa awalnya yang diberi nama Marianna. Produk ini dibuat pada tahun 1950-an, yang kemudian tipe motor balapnya dikembangkan oleh seorang insinyur bernama Fabio Taglioni.

Setelah melihat bagaimana produk motor awal itu berevolusi, pemandu  lalu mengajak kami ke area di mana terpajang berbagai model produk motor modern. Termasuk di antaranya, yang menarik perhatian saya, sebuah motor balap putih yang digunakan pada reli Paris Dakar di gurun pasir Afrika.

Kolase foto: produk motor tahun 1950-an dan sebuah motor balap yang digunakan pada reli Paris Dakar - Koleksi pribadi
Kolase foto: produk motor tahun 1950-an dan sebuah motor balap yang digunakan pada reli Paris Dakar - Koleksi pribadi

Tidak ada larangan bagi pengunjung untuk memotret objek-objek atau bagian-bagian tertentu di dalam ruang pamer motor museum ini.

Tur kami di museum ini hanya berkeliling di satu lantai, sehingga sekitar pukul 13.00 rombongan sudah kembali berada di dalam bus untuk beranjak ke pusat kota Bologna.

Sejenak di pusat kota Bologna

Karena program utama tur kali ini adalah mengunjungi museum otomotif, maka untuk acara jalan-jalan di pusat kota Bologna, peserta tidak didampingi baik oleh pemandu dari agen perjalanan mitra universitas, ataupun pemandu wisata setempat. Di sini acara bebas bagi peserta untuk makan siang dan berkeliling ke beberapa objek wisata.

Selain makan siang yang ringkas, saya menggunakan waktu yang singkat di pusat kota Bologna ini dengan mengunjungi beberapa objek wisata utamanya, yaitu Piazza Maggiore, sebuah alun-alun di tengah kota yang dikelilingi oleh bangunan abad pertengahan dan Renaisans serta kafe-kafe yang sangat ramai oleh pengunjung untuk makan atau sekedar minum dan pemusik jalanan.

Setelah mengambil beberapa foto, saya bergerak menuju ke Piazza del Nettuno yang letaknya tidak jauh dari Piazza Maggiore, di mana terdapat sebuah monumen air mancur yang terkenal di sana.

Fontana del Nettuno, nama bangunan air mancur itu, yang memiliki patung besar Neptunus, sang dewa laut, yang berdiri di tengahnya dikelilingi oleh empat malaikat kecil dan empat  putri duyung. 

Bangunan ini dibuat dari tahun 1563 sampai 1566. Desain awal patung adalah karya dari seorang pematung, Giambologna sementara perakitan air mancurnya kemudian diselesaikan oleh arsitek Tommaso Laureti.

Kolase foto: Fontana del Nettuno dan Piazza Maggiore - Koleksi pribadi
Kolase foto: Fontana del Nettuno dan Piazza Maggiore - Koleksi pribadi

Masih ada waktu, langkah saya kemudian lanjut menuju ke Le Due Torri: Garisenda e degli Agnelli, dua menara yang menjulang di Piazza di Porta Ravegnana. Dua menara ini dikenal sebagai simbol dari kota Bologna. 

Dibangun pada abad ke-12 oleh keluarga-keluarga bangsawan. Menara Asinelli yang lebih tinggi, 97,6 meter dan memiliki kemiringan 1,3 dibangun antara tahun 1109 hingga 1119 oleh keluarga bangsawan Asinelli,  memiliki 498 anak tangga. Dari menara ini pengunjung bisa melihat pemandangan kota.

Sementara menara Garisenda dibangun pada periode yang sama, dengan ketinggian 48 meter, tetapi memiliki kemiringan yang jauh lebih besar (4, lebih dari menara Pisa) Kemiringan menara ini diperkirakan terjadi karena faktor penurunan tanah atau fondasi.

Sayangnya, karena keterbatasan waktu dan lokasi menara yang sangat padat oleh turis siang itu, maklum hari Minggu, saya tidak sempat mengambil foto yang cukup baik untuk koleksi foto pribadi di sini. Saya pun harus buru-buru kembali ke bus.

Foto: Le Due Torri -- Sumber: museidibologna.it
Foto: Le Due Torri -- Sumber: museidibologna.it

Menuju Maranello

Saat yang ditunggu pun tiba, sekitar pukul 14.30, bus bergerak meninggalkan Bologna, menuju Maranello.

Entah kenapa, setelah pemandu pendamping di dalam bus mengumumkan bahwa sekarang saatnya menuju ke Maranello, suasana di dalam bus menjadi berubah. Yang tadinya hanya tenang-tenang saja, tidak terdengar banyak suara, sekarang mulai riuh dan hidup. 

Apakah mungkin ini karena sebelumnya peserta masih mengantuk karena berangkat pagi-pagi sekali dari Umbria, atau memang karena semua yang ada di dalam bus ini sebenarnya adalah tifosi Ferrari?? 

Saya tidak tahu persis, tapi teman duduk di sebelah saya, seorang cowok Australia keturunan Italia, yang wajahnya mirip Andy Garcia muda (saat memerankan tokoh Vincent Corleone dalam film Godfather part III) memang seorang tifoso Scuderia Ferrari. 

Dia banyak bercerita pengalamannya saat menonton langsung balap F1 di kota tempat tinggalnya. Dan satu lagi yang terlihat jelas dia adalah seorang fans berat Ferrari adalah peserta termuda dalam rombongan ini, seorang bocah laki-laki, anak dari seorang staf sekretrariat universitas yang bergabung dalam tur ini ditemani oleh ibunya. Anak laki-laki ini sangat heboh saat bus mulai memasuki Maranello.

Maranello dan Ferrari

Maranello terletak di wilayah Emilia-Romagna, Italia utara, sekitar 18 km dari Modena. Kota ini dikenal luas sebagai 'rumah' dari Ferrari dan tim balapnya Scuderia Ferrari. Hubungan antara Ferrari dan Maranello sendiri sudah terjalin kuat sejak lama.

Awalnya Enzo Anselmo Ferrari, sang pemilik sekaligus pendiri perusahaan Ferrari memulai aktivitas bisnisnya di bidang otomotif di bawah kontrak dengan Alfa Romeo, yang diikuti oleh pendirian Auto Avio Costruzioni baru, di pusat tim Ferrari di Modena, di Via Trento e Trieste. 

Namun, pada tahun 1943 situasi Perang Dunia II memaksa Ferrari untuk memindahkan pabriknya  ke luar Modena. Pilihan kemudian jatuh pada Maranello, di mana Enzo Ferrari telah memiliki beberapa bidang tanah dan sebuah rumah pertanian di sana.

Scuderia Ferrari didirikan pada tahun 1929 oleh Enzo Ferrari yang merupakan seorang mantan pembalap mobil Alfa Romeo yang kemudian menjadi direktur Alfa Romeo divisi balap hingga tahun 1939. 

Sementara Ferrari S.p.A sebagai produsen mobil sport mewah didirikan olehnya pada tahun 1939, dan memproduksi mobil dengan lambang Ferrari pertamanya pada tahun 1947. Tentang lambang Ferrari yang bergambar seekor kuda jingkrak, awalnya lambang ini digunakan di kursi pilot pesawat tenpur Italia bernama Francesco Baracca pada Perang Dunia I, yang kemudian tertembak jatuh dan tewas. Ferrari menggunakan lambang ini untuk mengenangnya.

Museo Ferrari

Bus meluncur perlahan melalui sebuah jalan yang tidak luas, membelah wilayah yang asri dengan banyak pepohonan. Suasana kawasan yang tenang dan jalan yang rapi adalah kesan yang saya tangkap saat bus mengarah ke museum Ferrari. Beberapa kafe kecil terlihat di tepi jalan dengan pengunjungnya yang sedang santai menikmati minuman di teras luar kafe.

Berbeda dengan atmosfer di luar yang tenang, euforia di dalam bus semakin menjadi setelah bus melintasi sebuah plang rambu jalan dengan lambang kuda jingkrak, ditambah dengan kemunculan beberapa mobil Ferrari yang berpapasan dengan bus kami.  

Si bocah laki-laki itu pun semakin heboh, dia tidak mau lagi duduk supaya bisa terus melongokkan kepalanya melihat ke luar jendela bus sambil berteriak ke ibunya "Mamma guarda, guarda!" (Ibu, lihat, lihat!) sambil menunjuk-nunjuk ke arah mobil-mobil Ferrari yang melintas.

Dan akhirnya bus pun tiba di lapangan parkir tepat di depan museum yang terletak di via Alfredo Dino Ferrari, 43, Maranello.

Meskipun ada banyak pengunjung pada sore hari itu, tapi suasana tenang melingkupi area di sekitarnya.  Beberapa mobil sport Ferrari berwarna merah dan kuning terlihat bersliweran perlahan, berputar-putar di jalan di sekitar tempat parkir, sebelum saya melangkah masuk ke dalam museum.

Oh ya, Ferrari mempunyai 2 museum. Selain di Maranello, terdapat satu museum lain yang berada di Modena. Museum ini khusus didekasikan untuk sang pendiri, Enzo Ferrari.

Bangunan museum ini mempunyai dua lantai. Di sini kami diberi kebebasan untuk berkeliling museum tanpa harus didampingi oleh pemandu. Berbagai jenis objek dipajang di lantai pertama  yang dapat memuaskan mata  dan rasa ingin tahu dari para penggemarnya.  

Deretan trofi yang berjejer, beberapa mesin mobil, dan poster besar para pembalap yang pernah berada dalam tim F1-nya seperti Michael Schumacher, Rubens Barrichello, Gilles Villeneuve, hingga sebuah pitwall Scuderia Ferrari.  

Di salah satu bagian dinding juga terdapat poster besar Pak Enzo Ferrari dan sebuah surat dengan tulisan tangannya kepada Juan Manuel Fangio (pembalap mobil asal Argentina)

Namun, yang paling banyak menyedot perhatian dan menjadi pusat kerumunan pengunjung adalah mobil balap F1 yang menjadi tumpangan sang legenda hidup, Michael Schumacher. Pengunjung terus bergantian untuk bisa mendapatkan foto terbaiknya di sini.

Kolase foto: Pitwall Scuderia Ferrari dan poster besar Pak Enzo Ferrari -- Koleksi pribadi
Kolase foto: Pitwall Scuderia Ferrari dan poster besar Pak Enzo Ferrari -- Koleksi pribadi

Lantai kedua lebih diisi dengan koleksi mobil berbagai tipe atau model yang dipajang berjajar. Dari tipe mobil-mobil itu pengunjung dapat melihat perkembangan produk dari era ke era. Mobil-mobil yang menjadi tonggak sejarah serta pencapaiannya yang dimulai sejak tahun 1947.  

Kolase foto: Koleksi mobil dan poster di lantai 1 dan 2 - Koleksi pribadi 
Kolase foto: Koleksi mobil dan poster di lantai 1 dan 2 - Koleksi pribadi 

Setelah puas mengunjungi museum, saya juga menyempatkan diri untuk berbelanja sedikit suvenir di toko suvenir yang terletak di dekat museum. Area ini memang seperti satu kompleks Ferrari. Antara museum, pabrik, dan toko merchandise resmi terletak berdekatan.  

Ada dua jenis toko yang menjual suvenir di kompleks ini. Yang pertama tentu saja official store Ferrari yang beralamat di via Abetone Inferiore 19, Maranello. Sekarang bernama Ferrari Flagship store.

Selain itu juga ada beberapa toko milik penduduk setempat yang menjual suvenir Ferrari yang tidak resmi. Toko ini memang diizinkan menjual produk suvenir Ferrari oleh Pak Enzo Ferrari, sebagai niat baiknya terhadap penduduk setempat untuk membantu mereka mencari nafkah. Istilah indonesianya, bagi-bagi rezeki dengan penduduk sekitar.

Namun, tentu jenis produk yang dijual di kedua toko ini berbeda. Di toko yang tidak resmi ini lebih banyak jenis suvenir yang dijual. Berbagai pernak-pernik seperti yang pada umumnya dijual di kebanyakan gift shop di objek-objek wisata. Seperti, postcards, bolpoin, sticker, tas dari kain. 

Di sini pengunjung tidak bebas untuk memilih atau melihat-lihat barang yang dijual karena semua berada di dalam etalase kaca dan digantung di rak-rak di bagian belakang penjual.

Sementara di official store, pengunjung bisa leluasa melihat dan memilih produk yang dipajang di area terbuka. Seperti t-shirt, topi, tas ransel. Untuk harga tentu produk di toko resmi Ferrari lebih mahal.  

 

Kolase foto: Pabrik Ferrari dan Ferrari store -- Koleksi pribadi
Kolase foto: Pabrik Ferrari dan Ferrari store -- Koleksi pribadi

Acara tur usai di sini. Menjelang petang rombongan beranjak dari Maranello.

Tur ini terasa istimewa bagi saya terutama karena bisa melihat dari dekat koleksi produk mobil super yang mendunia itu beserta jejak sejarahnya. Pengalaman yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya.

Oleh: Francisca S

Catatan: Setelah tur saya ke dua museum ini, sudah terdapat berbagai perubahan dan pembaruan pada kedua museum tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun