Mohon tunggu...
Suaviter
Suaviter Mohon Tunggu... Lainnya - Sedang dalam proses latihan menulis

Akun yang memuat refleksi, ide, dan opini sederhana. Terbiasa dengan ungkapan "sic fiat!"

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pentingnya Mendengarkan dengan "Telinga" Hati!

12 Mei 2022   22:34 Diperbarui: 12 Mei 2022   22:37 2057
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sepasang telinga hati. Gambar diambil dari thewriters.id

Supaya cita-cita ini dapat terwujud, setiap orang harus melatih diri untuk sabar mengelola: diri, informasi menjadi matang, suasana, kecerdasan relasi, dan kepekaan pada perasaan orang lain.

Melahirkan aksi

Kesanggupan untuk mendengarkan sejatinya akan menuntun tiap orang pada aksi-aksi yang baik, benar, dan manusiawi. Di tengah kemajuan peradaban manusia, teknologi dan informasi, dan kemudahan mengakses berita, ada ancaman bahwa banyak orang tak mau mendengarkan berita yang baik, benar, dan manusiawi.

Maka, bentar-bentar ada rasisme, penyebaran berita hoaks, perang, invasi, anarkisme, dan tindakan-tindakan sadisme. Aksi-aksi seperti itu muncul karena telinga hati tertutup untuk mendengarkan ketajaman informasi dan akurasi data. Orang-orang demikian terlalu cepat reaktif tapi kurang selektif dan bijak; maunya didengarkan oleh orang lain.

Bagi saya, apa yang disampaikan Paus Fransiskus dapat menjadi bahan yang patut direnungkan. Sebab, manusia zaman sekarang perlu meningkatkan kualitas pendengaran telinga fisik dan hati.

Agar, manusia sekarang ini  mampu sampai pada aksi-aksi yang bermoral, bermartabat, dan konstruktif demi kebersamaan (bonum communae). Sehingga, terciptalah peradaban manusia yang harmonis, berdialog, komunikatif, dan dipenuhi roh cinta kasih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun