Usai siaran, Mas Panudi menyudahi:
"Terima kasih, Sahabat Desa. Besok kita pantau pencairan pertama."
Di lorong, Pakde Koco mendekati Itong---suasana menurun, lampu panggung dimatikan, hanya cahaya keemasan sisa.
Pakde Koco berbicara pelan: "Tantanganmu berat, Tong. Jika koperasi ini gagal, skeptisisme akan menuding regulasi inkonsisten."
Itong kemudian menatap proposal: "Saya percaya, angka di kertas ini bukan sekadar hitungan---ia adalah janji bagi anak-anak desa melihat kulkas penuh sayur segar."
Proposal bergetar haru, tinta hitamnya berkilau: "Aku bukan hanya kertas. Aku rakit mimpimu, tolong jaga."
Malam semakin larut. Di kejauhan, suara angin desa menyanyikan kidung: "Modal murah datang, tanggung jawab menyambut; bila kerja sama erat, desa akan bertunas." Balai desa perlahan gelap, namun harapan berkobar terang---seperti huruf-huruf PMK 49/2025 yang kini tidur nyenyak di rak, menunggu esok pagi menggerakkan roda ekonomi rakyat.
Salam DESAisME!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI