Mohon tunggu...
Akhmad Fourzan Arif Hadi P
Akhmad Fourzan Arif Hadi P Mohon Tunggu... Profesi saya sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat (TAPM) Kabupaten pada Kemendesa PDT

Saya adalah seorang pria disabilitas daksa yang memiliki kegemaran berkelana, berdiskusi, dan tentu saja ngopi di berbagai kedai formal (seminar, workshop, dan ruang-ruang diskusi lainnya) serta kedai non formal. Urusan menulis artikel tidak begitu mahir. Nama panggilan saya adalah ITONG.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bisikan PMK 49/2025 di Balai Desa #KompasianaDESA

1 Agustus 2025   02:23 Diperbarui: 1 Agustus 2025   02:23 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panudi memandu acara 'Ngobrol DESA' di balai desa; dokumen 'PMK 49/2025' terbang gembira di sampingnya, disaksikan warga  (Sumber: Dokumen Pribadi)

Seketika Kepala Desa menatap cemas. Denting dramatis menggantung.

Kepala Desa: "Bagaimana kalau usaha tak untung? Dana Desa menyangkut pembangunan jalan dan pencegahan stunting!"

Dana Desa yang tertidur di buku kas tiba-tiba terjaga: "Aku bukan kambing hitam, aku cadangan keselamatan, gunakan aku bijak."
Buku kas meraba angka-angkanya: "Jangan biarkan dindingku bergetar karena hutang, tolong kelola dengan hati."

Itong kemudian berdiri dengan kedua kruknya. Lalu melangkah ke depan, suara tenang namun tegas:

"Pak Kades, di sinilah peran pendamping. Kita hitung coverage ratio minimal 120 %. Bila omzet turun, ada rencana diversifikasi."

Di sudut lain, mesin cold-storage impian berbisik dari brosur glossy: "Dinginku akan memelihara cabai dan tomat warga, jangan khawatir, aku menghasilkan."
Tomat-tomat di laci hayal ikut bersorak: "Kami siap panjang umur demi cicilan tepat waktu!"

Dialog memanas ketika seorang warga petani bangkit:

"Kalau panen gagal karena cuaca, siapa tanggung jawab?"

Awan mendung di luar jendela bergetar, suaranya lirih: "Salahkan aku lagi, ya?"
Pakde Koco maju, layaknya sutradara drama desa:

"Justru di situ perlunya buffer kas 10 % dan asuransi tani. Kita tak boleh menggantungkan takdir pada cuaca semata."

Butir-butir hujan---yang baru saja lahir di langit---menahan diri: "Baiklah, kami janji jatuh perlahan, beri jeda untuk panenmu."
Rantai sepeda motor pengantar logistik di parkiran berderit semangat: "Aku siap mengantarkan produk desa ke pasar kota, menggandakan omzet!"

Dengan dramatis, Bupati memasuki ruangan sambil membawa map merah.

Bupati: "Musdes ini saya nyatakan sahkan. Saya akan kawal proses di tingkat kabupaten."

Map merah mengepak-ngepak, bagai burung merpati: "Aku bawa mandat desa ke gedung bank."
Sri Mulyani hadir lewat konferensi video, wajah di layar 70 inci:

"Gunakan aplikasi akuntansi. Ingat, laporan lambat berarti lampu kuning fiskal!"

Icon grafik aplikasi melompat di layar, berseru: "Mari kita lukis laba dengan garis naik."

Setelah palu diketuk, gemuruh tepuk tangan mengisi balai. Palu musdes menoleh ke mikrofon: "Dari zaman penjajahan aku memutuskan aturan---kali ini aku ketuk harapan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun