Mohon tunggu...
Florensius Marsudi
Florensius Marsudi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Manusia biasa, sedang belajar untuk hidup.

Penyuka humaniora - perenda kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Elang Itu Memakan Sesamanya...

19 September 2012   09:46 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:14 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Binatang mengenal istilah mencabik, membantai dan memakan...sesamanya. Di dunia manusia, tak akan pernah dikenal hal itu [mencabik, membantai dan memakan], apalagi di Indonesia. Tak ada istilah 'memakan' di Indonesia, yang ada memberi suap [karena masih bayi]. Di Indonesia tak dikenal istilah membantai, yang ada istilah membunuh, membakar pun menggusur. Istrilah mencabik juga tak dikenal, karena yang dikenal merambah, merangsek, dan membabat.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ada dua ekor burung elang. Mereka sedang 'pacaran'. Merasa mantap akan pasangannya, dan merasa kenal seluk-beluk per-elang-an, akhirnya kedua elang tersebut kawin.

Agar ada tempat bertelur, mereka menyiapkan sarang di  dahan Mahoni, setinggi 10-an meter. Pohon Mahoni itu ada di pinggir kali yang airnya mulai mengering, dan di seberang kali itu ada pohon beringin yang sedang meranggas karena panas.

Kedua elang itu memanfaatkan ranting beringin yang meranggas, selain ringan untuk dibawa terbang, ranting itu juga mudah untuk dibentuk menjadi sarang. Sekian hari kemudian jadilah sarang elang yang bagus.

Lalu bertelurlah si elang betina. Ia bertelur tiga butir. Kemudian si elang betina dan jantan bergantian mengerami ketiga telur itu. Jika betina mengeram, si jantan mencari makan. Begitu sebaliknya....

Beberapa minggu kemudian, telur-telur itu menetas. Sayang, ketiga telur yang menetas itu tak semuanya sama. Tetasan telur ada yang  besar dan ada yang kecil. Sekalipun begitu, orang tua mereka memiliki perhatian yang sama. Semua diperhatikan dengan baik, diberi makan dengan cukup.

Suatu ketika, kedua orang tua elang itu pergi mencari makan. Mereka meninggalkan anak-anaknya di sarang.  Lama orang tua mereka tak kembali. Anak elang yang paling besar, sudah merasa lapar. Bahkan ia tak bisa menahan rasa lapar. Akhirnya ia membantai - memakan anak elang yang paling kecil. Ia masih merasa lapar...ia akan mencabik-cabik anak elang yang kedua....namun kedua orang tuanya keburu pulang.

Sadar akan apa yang terjadi, bahwa  si anak elang yang  paling besar telah memakan adiknya yang terkecil; maka orang tua anak-anak elang itu akhirnya memakan si anak elang yang paling besar. Induk dan pejantan  elang itu berpikir, untuk apa memelihara anak jika hanya ingin membunuh yang lain.

Sejak saat itu mereka cuma memelihara anak elang seekor saja...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun