Setiap kali engkau kutanya
Jawabmu hanya kata  "mbuh"
Andai kau tak mengerti, kau jawab "mbuh ra ngerti"
Andai dirimu tidak melihat, kau menjawab, "mbuh ra weruh"
Kadang jawabanmu menjadi ciri dirimu
dirimu yang tak peduli
dirimu yang tak "melihat"
bahkan dirimu sengaja membungkam diri
Entah mengapa aku juga terikut arus
Terikut arus meluncur deras
deras pada kata
bahkan deras pada sengketa makna, berubah.
Kalaupun engkau tau, siapakah aku
mungkin kau tak kan pernah mengatakan
kebayaku ya kebayaku,
kebayamu ya...kebayamu....
Tak sadarkan engkau,
ketika ujung kebayamu
tersangkut dan terbelit jeruji sepeda motor,
Sebagian dirimu dalam ketelanjangan?
Apakah aku juga MBUH!
-------------------