Mohon tunggu...
florencehuang
florencehuang Mohon Tunggu... Lainnya - florence huang

dicipta untuk tugas sekolah.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penguatan Arsitektur Kesehatan Global dalam Forum G20

14 November 2022   22:40 Diperbarui: 16 November 2022   13:19 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi tenaga medis (DOK. SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com)

Pandemi Covid-19 telah hadir selama dua tahun dan masih tidak dapat dilupakan besarnya dampak negatif terhadap global, termasuk Indonesia. Begitu banyak orang yang merasakan dan mengalami kehilangan kerabat, teman, barang berharga, maupun perekonomian mereka. 

Mengingat adanya pandemi Covid-19, penanganan krisis kesehatan yang berdampak pada perekonomian dan sistem masih terdapat di masing-masing negara secara individual. Selain itu, pelayanan kesehatan serta ketersediaan vaksin dan alat kesehatan juga belum merata. 

Peristiwa tersebut menjadi kendala bagi kesehatan dan pemulihan ekonomi global. Adanya beberapa negara yang berpendapatan menengah atau rendah yang tertinggal sehingga pemulihan ekonomi tidak merata.

Hingga saat ini belum ada protokol global di sektor kesehatan yang dapat membantu krisis kesehatan. Melihat hal tersebut pun menimbulkan fokus untuk memperkuat arsitektur kesehatan global dalam forum G20.

G20, atau Kelompok Dua Puluh, adalah forum utama kerja sama ekonomi internasional, menyatukan 19 negara dan satu lembaga Uni Eropa. G20 mewakili lebih dari 60 persen populasi dunia, 75 persen perdagangan dunia, dan 80 persen PDB (Produk Domestik Bruto) dunia. 

Anggota G20 termasuk Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Prancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa. .

Indonesia resmi menjadi presiden G20 pada tahun 2022, yang setelah itu diusulkan tiga bidang prioritas yaitu: (a) kesehatan global, (b) transformasi ekonomi digital, dan (c) transisi energi. 

Prioritas-prioritas tersebut dibahas lebih lanjut pada pertemuan dan tersimpulkan agenda utama sektor kesehatan selama kepresidenan G20 di Indonesia adalah reorganisasi arsitektur kesehatan global (Restructuring the Global Health Architecture).

Selama kepresidenan G20 pada tahun 2022, tujuan dari restrukturisasi adalah untuk memperkuat kapasitas kesehatan global dan membantu sistem kesehatan global menjadi lebih inklusif, adil dan tangguh. 

Kondisi saat ini membuktikan bahwa arsitektur kesehatan global lambat merespons pandemi dan tidak siap untuk mencegah krisis kesehatan masyarakat di masa depan.

Oleh karena itu, arsitektur kesehatan global menjadi salah satu prioritas kepresidenan G20 Indonesia dengan tema "Rebound Together, Recover Stronger". Dengan harapan bahwa arsitektur kesehatan global adalah sistem yang saling berhubungan dan saling mendukung.

Penguatan arsitektur kesehatan global menjadi salah satu topik yang akan dibahas dalam forum G20. Tujuannya adalah untuk membuat dunia lebih tahan terhadap ancaman kesehatan seperti potensi pandemi di masa depan dan untuk lebih mempersiapkan generasi mendatang. Diberi tanggapan oleh Menteri Kesehatan bahwa pandemi dan krisis kesehatan harus diselesaikan secara bersama. Tidak bisa sendirian.

"Restrukturisasi Arsitektur Kesehatan Global" menjadi salah satu tema dari tiga agenda kesehatan prioritas yang akan dipromosikan pada masa kepresidenan G20 Indonesia 2022.

Pertama, komitmen untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global. Menurut Menteri Kesehatan, ada tiga strategi kebijakan yang akan dilakukan berupaya untuk membangun ketahanan sistem kesehatan global. 

Pertama, melanjutkan strategi menyusun dan membangun mekanisme Global Health Fund dengan bantuan World Health Organization (WHO) dan tim World Bank untuk kapasitas pendanaan dan kecepatan dalam memutuskan penyaluran dana saat terjadi krisis kesehatan di dunia.

Strategi kedua yang dilakukan dalam membangun ketahanan sistem kesehatan global adalah dengan membuka akses penanggulangan darurat kesehatan. 

Tidak cukup jika memiliki dana saja, harus bersama terbukanya akses terhadap alat-alat dan fasilitas kesehatan. Sehingga pembentukan platform genome sequence data secara global menjadi strategi ketiga yang harus dilakukan.

Semua pihak harus berbagi akses data dengan cepat jika tercapainya suatu informasi; sebab status politik tidak penting disini, melainkan nyawa masyarakat yang merupakan fokus utama.

Prioritas kedua yang didorong oleh Indonesia di bawah Kepresidenan G20 2022 adalah standarisasi protokol kesehatan global untuk semua negara di dunia, yang bertujuan untuk memungkinkan mobilitas antar negara. Indonesia mendorong sistem protokol kesehatan globalnya menjadi seperti protokol keimigrasian dengan standar yang sama di seluruh dunia. 

Oleh karena itu, strategi ketiga yang akan diterapkan adalah pengembangan manufaktur global dan pusat pengetahuan untuk pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi. 

Melalui upaya ini, diharapkan semua negara dapat mengatasi potensi pandemi yang akan segera terjadi. Idealnya, pusat produksi dan pengetahuan ini berlokasi di berbagai negara, tidak hanya di negara maju.

Oleh karena itu, perlu adanya transfer knowledge dan kompetensi dari institusi dan universitas di negara maju ke negara berkembang. Hal ini diperlukan untuk dapat membangun jaringan pengetahuan global.

Berdasarkan agenda kesehatan prioritas di atas yang dilaksanakan Indonesia pada masa Presidensi G20, sangat diharapkan kerjasama kesehatan antar negara dapat diperkuat. Tidak hanya itu, harapan lain adalah bahwa lebih banyak modal global akan diarahkan untuk berinvestasi di sektor kesehatan.

PENUTUP

Pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepada dunia bahwa krisis sektor kesehatan berdampak besar pada berbagai sektor lainnya, terutama perekonomian. Untuk mengatasi hal tersebut secara cepat dan tepat, sinergi antar negara menjadi penting. Menkes mengatakan, "Kalau mau cepat bisa jalan sendiri. Tapi kalau mau jauh harus jalan bareng. Kalau mau cepat saya harus ke

Mencapai pemerataan vaksin akan membutuhkan koordinasi dan komitmen antar negara dan dukungan dari organisasi internasional. Jika saja negara maju memiliki akses vaksin, negara lain yang belum memiliki kapasitas untuk meneliti dan memproduksi vaksin akan mengalami pandemi berkepanjangan yang dampaknya akan terasa secara global. babak terakhir pandemi.

Ini melampaui pembuatan vaksin dan redistribusi produksi, tetapi sumber daya teknis, pengetahuan dan insentif penelitian juga memerlukan platform kolaboratif untuk memfasilitasi akses. Platform yang lebih luas untuk berbagi hasil penelitian dapat menjadi katalis untuk proses penelitian lainnya.

Selain kebutuhan untuk meningkatkan ketahanan sistem kesehatan global, pandemi juga mendorong peningkatan upaya pemerintah untuk mencapai cakupan kesehatan universal. Masyarakat dan ekonomi yang stabil, adil, makmur dan damai hanya mungkin jika tidak ada yang tertinggal.

Membuat sistem kesehatan dunia lebih tangguh tidak dapat dicapai oleh masing-masing negara, tetapi memerlukan koordinasi, keterlibatan dan komitmen internasional untuk mencapai pembiayaan berkelanjutan yang memadai, dan komitmen untuk perbaikan berkelanjutan. 

Pendanaan yang diusulkan akan datang melalui program investasi pencegahan, kesiapsiagaan dan respon multilateral untuk lebih mengantisipasi krisis kesehatan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun