internasional. Pemuda yang kerap disapa Alfath Flemmo ini, menjadi delegasi Asia World Model United Nations (AWMUN) Virtual Conference 2021.Â
Jakarta - Maharsyalfath Izlubaid Qutub Maulasufa (18), pelajar kelas XII Bahasa MAN 1 Jombang, Jawa Timur, kembali mengukir prestasi di kancaDi forum global, ia fokus menyoroti tentang transformasi pendidikan, isu radikalisme, hingga peran generasi muda untuk perdamaian dunia di era teknologi internet industri 4.0.
Maharsyalfah menghadiri pembukaan AWMUN pada Jumat (27/8) kemarin secara virtual. Konferensi ini dihadiri oleh 1105 peserta perwalikan dari seluruh dunia.
Kemudian, Alfath melanjutkan kegiatan di sesi dengar pendapat (caucus)Â dari komite-komite (council) dan diskusi dalam simulasi sidang anggota yang digelar selama tiga hari, Jumat-Minggu, 27-29 Agustus 2021.
"Semua akomodasi saya dalam kegiatan internasional ini difasilitasi penuh oleh Kepala Madrasah Ibu Erma Rahmawati, dibimbing oleh Waka Kesiswaan Ibu Isna Kamalia, dan Wali Kelas Ibu Aris Miatus Sholihah", ujar Maharsyalfath.
Konferensi AWMUN 2021 terbagi dalam dua belas council. Alfath tergabung dalam konsil United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang terdiri dari 74 delegasi negara. Sejatinya, ia memilih sebagai delegasi Indonesia. Namun panitia menempatkannya untuk mewakili negara Netherlands.
Di sesi hearing, Alfath menyampaikan pendapatnya tentang solusi global terkait transformasi pendidikan di era teknologi internet industri 4.0, serta peluang dan risikonya terhadap masa depan generasi Z dan perdamaian dunia.
Dalam forum dengar pendapat, Alfath juga mengungkapkan bahwa radikalisme terjadi karena beberapa faktor, dan bukanlah sebuah paham yang muncul begitu saja. Beberapa faktor pendorong munculnya gerakan radikalisme di antaranya:
1. Kapitalisme Global dan Problem Kemiskinan;
2. Pemahaman Agama;
3. Sosial Politik;
4. Emosi Keagamaan;
5. Faktor Kultural.