Bencana Mengintai, Malang Siap untuk Selamat

Rabu (26/4) pagi Balaikota Malang tampak berbeda dengan hari biasa. Belasan kendaraan khusus menghiasi sekeliling Balaikota. Tak sedikit tenda khusus yang dibangun di sisi Gedung DPRD Kota Malang. Beberapa orang berpakaian merah dan oranye mendominasi lingkungan sedangkan para polisi, TNI dan perangkat pemerintahan tampak hilir mudik. Apa yang membuat pagi itu menyuguhkan pemandangan unik? Rupanya Malang tengah memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) tahun 2017. Rangkaian acara yang digelar meliputi apel kesiapsiagaan bencana dan simulasi tanggap bencana. Apel dipimpin oleh personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat dilengkapi dengan amanat pembina apel yang tak lain adalah personel kepolisian. Pembina apel dalam amanatnya menyampaikan bahwa Malang memiliki potensi bencana yang wajib diwaspadai. Puting beliung, gempa, banjir dan longsor menghantui tiap jengkal kota yang terkenal sebagai Kota Apel. Kontur Malang yang beragam mulai dari pantai hingga dataran tinggi membuat bencana alam menjadi risiko yang harus diwaspadai. Keberagaman penduduk Kota Malang pun dapat membuat Malang rentan mengalami bencana akibat ulah manusia seperti konflik sosial dan kebakaran. Hari ini, Indonesia khususnya Malang, melakukan persiapan untuk menghadapi risiko terburuk akibat bencana melalui peringatan HKBN 2017. Selepas apel, sekitar pukul 09.00 WIB, para peserta apel yang terdiri dari berbagai instansi terkait kebencanaan mulai melakukan persiapan simulasi bencana.

Bencana yang disimulasikan merupakan bencana multipel yang terdiri dari angin kencang, gempa dan  longsor. Hal tersebut telah termaktub dalam skenario yang disusun oleh berbagai pihak termasuk BPBD Kota Malang dan Magister Keperawatan Gawat Darurat Universitas Brawijaya angkatan 2016 atau biasa disebut PSMK 2016. Adapun instansi yang berpartisipasi dalam simulasi ini selain BPBD dan PSMK 2016 adalah instansi terkait di Kota Malang yang meliputi: Palang Merah Indonesia (PMI), Kepolisian, TNI, Tim Tanggap Bencana dan SAR, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) ambulans, relawan malang serta berbagai institusi kesehatan maupun institusi pendidikan kesehatan di Kota Malang. Komando umum dalam simulasi ini diambil alih oleh BPBD, sementara yang bertindak untuk evakuasi adalah PMI, TAGANA, SAR, tim ambulans serta beberapa relawan lain. Pihak kepolisian dan tentara berperan dalam menjaga keamanan baik simulasi maupun penanganan korban. Adapun instansi kesehatan dan pendidikan kesehatan yang meliputi rumah sakit, MDMC dan mahasiswa bertanggungjawab atas para korban sementara tanggungjawab umum Rumah Sakit Lapangan (RSL) dipegang PSMK 2016. Adapun pembagian tugas dari para mahasiswa PSMK 2016 di RSL adalah sebagai berikut:

1. Kepala RSL: Ns. Karsim
2. Petugas Ekstrikasi Lapangan: Ns. Jeki, Ns. Ilham dan Ns. Faqih
3. Petugas Triase Lapangan: Ns. Jarwo, Ns. Septa
4. Triage Officer RSL: Ns. Feri, Ns. Adit dan Ns. Bayu
5. Perawat Label Merah (Gawat Darurat): Ns. Prawito (Co), Ns. Iriene, Ns. Yulia, Ns. Hafizhah, Ns. Juniartha, Ns. Ida, Ns. Baririet
6. Perawat Label Kuning (Gawat Tidak Darurat): Ns. Adi (Co), Ns. Rudi, Ns. Fajri, Ns. Dini, Ns. Ayu, Ns. Serly, Ns. Dewi, Ns. Astrid
7. Perawat Label Hijau (Tidak Gawat, Tidak Darurat): Ns. Dessy (Co), Ns. Akbar, Ns. Oscar, Ns. Fariz, Ns. Wahid, Ns. Yustina, Ns. Deshinta, Ns. Al'ana dan Perawat RSI Aisyiyah Malang
8. Perawat Psikososial: Ns. Fajar (Co), Ns. Faruq, Ns. Guntur

RSL PSMK 2016 (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Simulasi dimulai dengan pembacaan skenario oleh BPBD. Suasana dibuat mencekam dengan dramatisasi pembacaan skenario, musik latar dan properti yang nyata. Lima menit kemudian, terjadilah bencana berturut-turut yang menyebabkan kepanikan, kerusakan infrastruktur dan kekacauan situasi. Korban mulai berjatuhan dan para petugas  mulai beraksi. RSL didirikan dengan segera dilengkapi dengan peralatan medis. Ambulans mulai hilir mudik mengantarkan korban ke RSL. Beruntung para perawat sudah siaga di tempat sehingga penanganan dapat berlangsung tepat dan efisien. Korban yang berjatuhan umumnya menderita cedera kepala, patah tulang, maupun syok psikologis.  Kesigapan para petugas dan koordinasi serta komunikasi yang baik membuat penanganan bencana berlangsung dengan baik. Para wartawan mulai melakukan peliputan sesaat setelah diperbolehkan oleh pihak terkait. Kunjungan dari perangkat Kota Malang di RSL menjadi penutup serangkaian acara. Semoga, ketika situasi bencana nan gawat darurat betul terjadi, Kota Malang sungguh bersiap bahkan lebih baik dari simulasi yang dilaksanakan.

Proses evakuasi dari gedung bertingkat (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Korban dengan luka di dada (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Penanganan oleh para perawat label merah (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Penanganan oleh perawat label kuning (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Pendampingan psikososial oleh perawat label hijau (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Petugas RSL PSMK 2016 (sumber: Album Fb Mukhamad Fathoni https://www.facebook.com/mukhamad.fathoni/photos_albums)

Bagaimana? Sudah sejauh mana Anda bersiap? Salam Tangguh..!!! Tanggap, tangkas, tangguh. Zha