Mohon tunggu...
fivi erviyanti
fivi erviyanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota 19 Universitas Jember

191910501051- S1 PWK Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pentingnya Optimalisasi Pemanfaatan Lahan Tidur

31 Maret 2020   20:00 Diperbarui: 10 April 2020   17:40 718
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lahan pertanian yang sudah tidak dimanfaatkan selama lebih dari dua tahun juga termasuk lahan tidur. Meskipun suatu lahan tidur tidak dimanfaatkan, lahan tidur tetap memiliki status kepemilikan. 

Ada kasus dimana pemilik lahan sengaja tidak memanfaatkan lahannya karena dinilai tidak memiliki kesuburan yang diinginkan sehingga tidak ditanami komoditi tumbuhan tertentu.

Ada banyak penyebab terbentuknya lahan tidur. Yang paling umum yaitu lahan pertanian ditinggalkan oleh pemiliknya ketika lahan tersebut sudah tidak mampu mendukung pertumbuhan tanaman secara optimal. 

Hal ini banyak terjadi pada sistem ladang berpindah. Misalnya di masyarakat adat pedalaman Kalimantan, mereka bercocok tanam dengan menebang dan membakar. Dan  jika sudah tidak produktif, petani akan membuka hutan untuk menjadi lahan pertanian baru. 

Selain karena faktor kondisi kesuburan tanah, ada juga faktor lain  yang mempengaruhi. Faktor lokasi yang strategis dapat membuat pemiliki lahan membiarkan lahannya terlantar sebagai investasi guna dijual beberapa tahun kemudian. Lalu ada faktor administrasi atau kebijakan, yang mana jika tanah tersebut merupakan tanah sengketa, pemindahan kepemilikan tanah mengalami kendala urusan administrasi.

Sebetulnya, lahan tidur yang tidak dioptimalkan penggunaannya bisa menimbulkan bahaya, terutama pada lahan tidur yang berupa tanah gambut. Apabila lahan tersebut hanya ditumbuhi semak belukar, maka pada musim kemarau daun yang kering dapat memicu terjadinya kebakaran. 

Baru-baru ini bahkan sempat terjadi kebakaran lahan tidur di kawasan gambut. Sekitar 7 Hektar lahan tidur di desa Ujong mangki, Kecamatan Bakongan, Aceh Selatan hangus terbakar. Hal yang sama juga terjadi pada 35 Hektar lahan kosong di Desa Pangkalan Terap, Kecamatan Teluk Meranti, Pelalawan Riau.

Berdasarkan faktor-faktor penyebab yang telah disebutkan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa proses pengelolaan lahan pun dapat diatasi berdasarkan permasalahan yang melatarbelakanginya. 

Untuk mengoptimalkan pengelolaan lahan terlantar, sebaiknya diketahui terlebih dahulu karakteristik tanah pada lahan tersebut. Analisa untuk mengetahui fungsi yang tepat tentu dapat memaksimalkan potensi pemanfaatan lahan agar sesuai sasaran. 

Contohnya seperti lahan tidur gambut di Kalimantan Barat. Sejak tahun 1990-an, budidaya tanaman lidah buaya dari varietas chinensis telah diterapkan di atas lahan gambut yang kurang subur dan terbengkalai. 

Lidah buaya dipilih karena tanaman tersebut mampu beradaptasi dengan baik di berbagai jenis lingkungan dan mampu tumbuh di atas tanah yang kurang subur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun