Mohon tunggu...
fitry chanarisa
fitry chanarisa Mohon Tunggu... Guru - guru Bimbingan dan Konselingnya SMA Negeri 1 Salem

guru Bimbingan dan Konselingnya SMA Negeri 1 Salem

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Sosial Media Pada Kesehatan Mental Remaja

9 Desember 2022   19:33 Diperbarui: 9 Desember 2022   19:35 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial telah mengubah cara manusia berkomunikasi secara drastis. Kita memiliki akses informasi tanpa batas, dapat berbagi mengenai banyak hal dan dapat terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia.

Media sosial juga merupakan alat yang ampuh dalam hal memotivasi orang untuk bertindak dan membuat perubahan sosial. Media sosial menjadi platform bagi kaum muda dan remaja agar suara mereka dapat didengar. Hal ini sangat memungkinkan bagi remaja untuk berbicara tentang masalah yang penting bagi mereka. Dunia online memiliki potensi untuk membantu kaum muda mengeksplorasi konsep baru, menghadapi tantangan, dan membangun daya juang.

Namun, karena media sosial telah berkembang begitu cepat dan memiliki dampak yang mendalam pada kondisi sosial dan hubungan interpersonal, penting untuk mengeksplorasi efek potensial pada kesehatan emosional dan mental kaum muda.

Selama beberapa tahun terakhir, para ahli mulai melihat efek media sosial pada kesejahteraan mental. Temuan yang konsisten dari banyak penelitian ini adalah bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dikaitkan dengan kesehatan mental yang lebih buruk.

BErdasarkan tinjauan secara umum berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan 3 faktor utama mengapa penggunaan sosial media yang berlebihan dapat berdampak negatif terhadap kesehatan mental remaja:

1. Dampak pada tidur

Penggunaan yang berlebihan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kesehatan mental. Ini sangat relevan dalam hal gangguan tidur. Beberapa penelitian mengaitkan kesulitan tidur dengan screen time.

Baik itu cahaya biru layar yang memengaruhi kualitas dan kuantitas tidur atau gangguan perilaku yang membuat remaja bangun untuk memeriksa ponsel dan mengurangi tidur merupakan masalah penting dalam hal kesehatan mental. Tidur sangat penting untuk otak remaja yang sedang berkembang, dan kurang tidur dikaitkan dengan suasana hati yang lebih rendah dan depresi.

2. Digunakan sebagai alat pembanding kehidupan

Media sosial awalnya dibuat sebagai sarana untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain, sementara kini juga digunakan sebagai sarana untuk membandingkan. Saat ini telah menjadi barometer bagaimana pengguna khususnya remaja mengukur orang lain dan diri sendiri.

Perbedaan antara kehidupan nyata dan kehidupan ideal dilihat di layar berdampak pada kesehatan mental yang membuat seseorang merasa rendah diri dan merasa tidak mampu.

3. Mengejar like pada postingan untuk meningkatkan rasa berharga

Remaja ingin mendapatkan validasi dari orang lain melalui like, komen, dan repost dari postingan yang mereka bagikan. Mereka cenderung melakukan segala upaya agar dapat merasa diapresiasi oleh pengguna lainnya. Mengedit foto dan video, melakukan hal berbahaya, bahkan melanggar norma agar perasaan terapresiasi dan "dilihat" dapat terpenuhi.

Menjadi terlalu aktif di sosial media dan memiliki rasa khawatir berlebih atas postingan seringkali dikaitkan dengan kecemasan, citra tubuh yang buruk, dan penurunan kesehatan mental. Pencarian persetujuan terus-menerus dari orang lain dan pencarian validasi eksternal berarti bahwa remaja tidak mengembangkan rasa aman dan percaya diri.

Jadi, meskipun tentu saja banyak manfaat dari sosial media, penting bagi guru dan orang tua untuk berdiskusi dengan anak-anak tentang pentingnya penggunaan dengan cara yang lebih sehat. Pendidik dan orang tua perlu berbicara tentang dampak mencari persetujuan/validasi dari dunia online yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal mereka secara pribadi. Atau bahkan membandingkan kehidupan mereka dengan dengan kehidupan orang lain yang dilihat secara online.

Pendidik perlu berbicara tentang bagaimana cara pembatasana penggunaan media sosial bagi remaja. Pada akhirnya remaja harus memahami bahwa media sosial bukan satu-satunya cara untuk bersosialisasi. Mereka harus didorong agar lebih banyak interaksi dan koneksi tatap muka, mengingatkan mereka untuk berhati-hati agar keterlibatan online tidak mengganggu kesehatan mental dan fisik.

Sumber:

The Centre of Addiction and Mental Health Canada. www.camh.ca. Research Students and Fellows. 5 September 2022. www.camh.ca. Diunduh 9 Desember 2022.

Papadopoulos, Linda. How Does Social Media Impact Mental Health of Young People. 12 April 2017. http://www.internetmatters.org/hub/expert_opinion/. Diunduh 9 Desember 2022.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun